Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Nature

3 Serangkai Momok Banjir Jakarta

3 Januari 2020   14:06 Diperbarui: 3 Januari 2020   14:27 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : pikiran rakyat.com

Jabodetabek terendam banjir! Menyambut tahun baru 1 januari 2020 ini, kita terperangah dengan kejadian musibah bencana alam banjir parah yang menggenangi kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. 

Ketinggian air di beberapa titik mencapai 3 meter. Luar biasa. Pertanyaanya, mengapa hal ini bisa terjadi? Bukankah kejadian ini harusnya dapat di prediksi? Apakah memang sudah tidak ada solusi? 

Jakarta memang memiliki  hal yang sangat kompleks dalam  dilema yang satu ini. Secara garis besar dapat disimpulkan ada 3 tiga hal faktor yang menyebabkan Jakarta rawan banjir, dan menurut penulis, ada baiknya kita jadikan bahan evaluasi dan pemikiran bersama.

Pertama  : Letak geografis yang hanya rata - rata sekitar 7 meter dari permukan laut, atau berketinggian hanya 7 DPL.  bahkan di Monas, sebagai titik tengah ibukota, hanya 4,9 DPL.  Dengan naiknya permukaan air laut, bahkan tanpa perlu adanya hujan deras, hanya air pasang naik, sudah cukup membuat Jakarta terendam Rob, sebagaimana kawasan jakarta utara dan tanjung priok yang sering mengalami hal ini.

Kedua : Menurunnya permukaan tanah secara signifikan. Menurut Staf Khusus Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Firdaus Ali memperkirakan dalam waktu jangka waktu 34 tahun ke depan wilayah Jakarta akan tenggelam. Prediksinya mengacu pada asumsi penurunan permukaan tanah rata-rata 16 sentimeter (cm) per tahun. Pada periode 2007-2008 kecepatan penurunan permukaan tanah di Jakarta berada pada rentang 1-26 cm. ( baca sumbernya : katadata.co.id )

Ketiga : Penanggulangan banjir secara komprehensif dan koordinatif antara lembaga. ( baca disini : Risiko Hujan Ekstrem, Menteri Basuki Lakukan Pendataan Penyebab Banjir. Apa yang akan terjadi terhadap Jakarta bila air pasang bersamaan dengan musim hujan seperti yang terjadi akhir-akhir ini? Maka kemungkinan besar tak ada lagi sejengkal daratan Jakarta yang tidak tersentuh banjir. Mengerikan? Ya, tentu saja,!(baca disini)

Ketika bencana ini terjadi, kita tak perlu saling menyalahkan. Idealnya kita saling memikirkan, apa dan bagaimana solusi terbaik yang dapat kita lakukan agar hal ini tidak lagi terjadi tahun depan, atau minimal mengurangi wilayah terdampak. Hujan adalah berkah dan rahmat dari Tuhan. Karena air adalah sumber kehidupan semua mahluk dimuka bumi. Tinggal kita saja bagaimana mengelola nya dengan baik, benar dan bijak.@ Arie,03012020.


Sumber video : Koleksi VIP Production Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun