Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kubawa Luka ke Negeri Orang(Eps. 17)

14 September 2019   06:00 Diperbarui: 12 Oktober 2019   14:54 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : muslimah.or.id

TRUE Story : Dari Kisah, Kusujudkan Cintaku di Mesjid Sultan

BAB. V.  hal.1.# Merantau Ke Malaysia, Bekerja di Kuching, Sarawak

Tahun Sembilan belas delapan puluh delapan

Kedatangan utusan itu tak berpengaruh banyak terhadap keputusan yang sudah aku ambil.  Niatku sudah pasti, tekad ku sudah bulat, aku akan merantau, keluar dari negeri ini. Aku tetap berangkat ke Kuching, Malaysia Timur. Disana aku akan mencari kerja, apa saja , asal halal,tekad Ku.

Dari besaran gaji memang ada beda angka yang cukup mencolok, antara negeri jiran itu dengan negeri kita . Waktu itu kurs sekitar Rp.2400, untuk $ 1 Ringgit Malaysia, sekitar tahun Sembilan belas delapan delapan . Aku mendapat pekerjaan sebagai bagian operasional sebuah pergudangan Cold storage.    ( klik disini )

Jasa menyimpan Buah --buahan , sayur dan makanan serta dagangan. yang diambil dari pemilik setiap sore atau pagi hari, tergantung jam buka mereka, dan kemudian diambil kembali, ketika mereka tutup, untuk disimpan dalam gudang majikan ku ini. 

Aku digaji sebesar $400 (empat ratus ringgit sebulan) Aku bekerja dengan tekun, hari hari ku dilalui dengan upaya keras untuk melupakan semua kenangan pahit yang telah kutinggalkan di kota kelahiran ku, Pontianak. Sekarang aku sebatang kara di negeri orang.  Aku harus bekerja keras, untuk supaya bisa makan dan bertahan hidup.  ( klik juga )

Usia ku baru menginjak dua puluh tahun saat itu, masih sangat muda memang.

 Tapi perjalanan hidup menyeret ku jauh dari keluarga dan orang tua. Aku mengisi hari --hari ku dengan kesibukan, kesibukan dan kesibukan.Dalam kesendirian dan keter asingan di rumah kontrakan,: ( kami kongsi ber empat, mengontrak sepetak rumah, dengan dua kamar, lebar sekitar empat meter dan panjang sekitar delapan meter, dengan harga kontrak, empat ratus ringgit per bulan) Ketiga temanku sesama perantau dari Indonesia, atau biasa disebut orang Indon, oleh mereka, Warga Negara Malaysia.   ( lihat juga ) Temanku semua bekerja ditempat berbeda.

Kadang kala  pada malam hari, hanya tinggal aku sendirian. Sebab mereka kena tugas malam, ship malam. Disaat seperti itu, luka batin ku kembali menganga. Sering aku menangis tersedu sedu, sampai tertidur lelap, karena keletihan. 

Kadang pula  kuputuskan untuk ber tahajud, memohon bantuan dan pertolongan Allah, agar Ia mencabut rasa yang telah di tanam Nya, sehingga aku terbebas dari rasa sakit yang mendera ini.  Dalam sujud aku berdoa, ber munajat  pada Allah, dengan cucuran air mata,: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun