TRUE Story : Dari Kisah, Kusujudkan Cintaku di Mesjid Sultan
Bab.IV.hal.4 # Jiwa hampa dan  Pesan terlambat datang
Dalam kondisi seperti itu, tiba tiba aku mendapat pesan dari kerabat nya, (Kerabat gadis kecil ku dari sekolah dasar SD 18), yang meminta ku agar tidak berangkat keluar negeri.  Agar aku tak perlu pergi jauh. Apa maksudnya?  Sementara kami tak pernah bertegur sapa, tak pernah berkirim surat lagi, tak pernah saling kontak, tiba-tiba ada pesan yang datang?  Apa artinya? Aku tak mendengar langsung dari mulutnya, aku tak pernah bisa bertatap muka dengan nya, bahkan aku pun jarang melihat nya, apalagi  bicara dari hati ke hati . Sejauh ini,  aku tak pernah tau perasaan nya,??
Pekat malam
Langit kelam
Disini aku termenung
Membayangkan sedang apa kamu?
Lelap kah tidur mu?
Mimpi indah kah ?
Sementara aku tak sanggup menutup mata
Tiap kali ku coba, kau hadir disana
Diantara tidur dan jagaÂ
Masihkah kau mengingat ku?
Seperti aku mengingat mu!
Yang aku tahu adalah, aku sangat mencintainya. Aku sangat mengharapkan nya. Separuh jiwaku telah terkubur dihati nya. Separuh nafas ku ikut bersama nya. Cinta,?? Aku sudah tak punya cinta untuk orang lain. Aku sudah mati rasa. Aku sudah tak punya jiwa. "Aku sudah kosong, hampa, merana, kecewa, dan guratan hati ku sudah tak bernama dan bermakna. Hanya ada satu tertulis disitu, dan itu adalah kamu!" Hanya kamu! (klik )
Kehilangan kamu adalah kehilangan hidupku. Ketika cinta ku tak berbalas, tak ada lagi yang membekas, semua menjadi nisbi. Bagiku menjalani hari, adalah siksa sebelum mati. Jika sekiranya bisa, maka aku memilih mati, asalkan aku tak kan pernah lagi melihat dan mendengarkan kamu. Berita dan kabar mu. Sungguh, gadis ku, itulah diriku tanpa kamu ,:"Aku Sangat mencintaimu,!!" Mungkin karena aku mencintai Mu dengan cara yang tidak biasa, sehingga sakit yang kurasa kan  menjadi sangat luar biasa,!'  ( klik disini )
Cinta adalah gumpalan rasa
Rindu dan sepi
Yang menyatu
Diantara gurat merah
Di langit jingga
Menoreh dada
Luka ini kembali menganga
Menetes kan darah
Perih!
Hampa
Merana
Kemana harus ku ayun langkah?
ketika senyum Mu selalu lekat di pelupuk mata!
Bersambung Episode : 17 ( baca disini ) ( baca dari awal )  ( baca juga )
Â