Mohon tunggu...
Aridha Prassetya
Aridha Prassetya Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati Masalah Ketidakbahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gurunya Ngawur!

8 Juli 2011   10:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:50 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tadi siang ada sebuah tulisan seorang sahabat yang membuat saya terusik. Dia bilang, “ada lho orang tua yang ngga lagi percaya sama sekolahan…”. He..he…, saya bilang kepadanya, “itu kayanya saya banget deh..!”

Saya katakan kepada sahabat saya itu, “Mari ! Saya ceritai kamu!

“ Kemarin, karena ada yang harus diurus, saya pulang kampung. Si Waji memamerkan rapor anaknya yang bernama Hadi. Ia kelas dua SMK jurusan “pendingin”. Pernah dengar kan? Kata Hadi bahasa Inggris yang tepat untuk jurusannya itu adalah COOLER. Saya bilang “oowwwaaaah…keren banget ini jurusan!, belum pernah saya dengar sebelumnya. Mendengar kata-katanya saja langsung “adhem”.

Istri Waji, namanya Harni. Mereka ini adalah yang kami titipi untuk memelihara dan menjaga kebersihan rumah kami di kampung.

Masih ada lagi, kakaknya Hadi, namanya Haris. Sudah lulus SMK jurusan Listrik dan sudah bekerja dengan gaji satu jutaan lah per bulan (masih baru).

Tapi ini bukan soal Haris, ini soal rapor Hadi yang dipamerkan oleh ayahnya. Nilainya bagus-bagus. Ngga ada angka buruk di sana. Semua laporannya bilang “BAGUS”.

Saya amati satu-satu. Ck…ck…ck…ck…Saya sangat tertegun dengan nilai-nilainya. Saya panggil dia, agar duduk dekat saya.

“Hadiiiiiiii…….!”

“Iya bu Ida….!”

“Sini…., duduk dekatnya bu Ida..”

“Iya bu Ida..”

“Bu Ida ingin kamu menjelaskan sesuatu tentang rapor kamu yang dari tadi bu Ida belum mampu memahaminya.Okay?"

Hadi mengangguk dan saya melanjutkan bicara saya:

Mengapa sampai bisa seBAGUS ini nilai AGAMA kamu? Di sini dikatakan kamu itu anak yang sangat patuh, tidak nakal di sekolah, rutin dan rajin beribadah, hormat dan mengharhai orang tua? Tolong jelaskan pada bu Ida, hubungan antara nilai agamamu yang bagus ini dengan kelakuan kamu yang “mengancam minggat” beberapa hari lalu, waktu ibumu tidak punya uang untuk membeli velg baru, buat motor kamu. Nah, jelaskan sekarang, supaya bu Ida PAHAM.

2Untuk nilai Pendidikan Kewarganegaraan, malah dapat nilai SANGAT BAGUS. Hebat kamu Di! Tertulis di sini bahwa kamu mampu menganalisis hubungan Internasional, kamu juga sangat mampu menganalisis hukum-hukum internasional. Coba bu Ida ingin dengar, Negara-negara mana yang hubungannya berhasil kamu analisis dan Negara-negara mana saja yang hokum-hukumnya sudah berhasil kamu analisis?

3 Untuk nilai “kejuruan”, waaaaaaaaaahhhhh sangat bagus! Delapan setengah, Sembilan puluh, bagus..bagus…Dikatakan, kamu sudah menguasai ilmu “pendingin” itu. Tetapi persoalannya, mengapa “kulkas” di rumah kamu mangkrak tidak kamu betulkan hingga satu tahun ini? Apakah di sana diajarkan, bahwa kamu dilarang “ndandani/betulkan” kulkas sendiri karena ngga ada bayarannya? Paham kan maksud bu Ida? Nah jelaskan sekarang!

Semua yang ada di ruang dapur tempat kami bercengkerama, tertawa terpingkal-pingkal bersama Hadi yang juga tidak tahu makna tulisan gurunya itu apa.

Saya bilang, “bagaimana bisa deskripsinya seperti itu bagusnya, sementara kamu tidak bisa menjelaskan pada bu Ida, apa yang ditulis oleh gurumu..”. Bagaimana cara menilai kamu? Coba lihat ini, bu Ida baca ulang keras-keras ya?

Saya baca deskripsi nilai Hadi keras-keras. Dan, dia makin terpingkal.

Si Haris, kakaknya, yang dari tadi saya dengar iku trepingkal, meneriakkan satu kalimat :

“ Anuuuuu bu Ida....., Gurumya Ngawuuuuur bu Ida…! Itu lho…, setiap anak dapat kalimat seperti itu, sama semua….., nulis gituan itu sudah ada contekannya!, apa bu Ida ngga tahuuuu???”

Hah? Begitu ya? Jangan-jangan bu Ida memang sudah ketinggalan jaman, tidak ngikuti perkembangan yang namanya “sekolahan”. Itu sekolah si Hadi dan si Haris, paling ngetop lho di kecamatan kami. He..he...

Salam bahagia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun