Mohon tunggu...
Ari Dhanur Widya
Ari Dhanur Widya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pasti Bisa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akulturasi Ajaran Islam dalam Budaya Lokal

30 Juni 2021   01:10 Diperbarui: 30 Juni 2021   01:44 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami proses peleburan budaya (proses peleburan dua atau lebih budaya akibat integrasi etnis dan pengaruh timbal balik), yang melahirkan budaya baru, yaitu budaya Islam Indonesia. Masuknya Islam bukan berarti lenyapnya budaya Hindu dan Budha.

Agama Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi kita, karena di media masa mungkin kita sudah sering mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki penganut agama Islam terbesar di dunia.

Indonesia memiliki berbagai ras, suku, bahasa, budaya, agama dan kepercayaan. Semboyan "Bhineka Tunggal Ika" adalah ungkapan yang tepat untuk menjelaskan realitas dan harapan negara ini. Meskipun Indonesia adalah salah satu negara Muslim terbesar di dunia, namun memiliki pengaruh Arabisasi paling sedikit dibandingkan dengan negara-negara Muslim besar lainnya. Selain itu, dalam proses Islamisasi Nusantara, penyebaran agama dan budaya Islam tidak menghilangkan budaya lokal. Hal ini karena proses Islamisasi dilakukan secara damai melalui perdagangan, kesenian, perkawinan, dan pendidikan.

Realitas keragaman umat Islam di Nusantara menunjukkan bahwa di setiap pelosok Nusantara dipengaruhi oleh budaya pra-Islam, pemahaman ajaran Islam bervariasi. 

Sebelum kedatangan Islam, berbagai adat istiadat kuno dan kepercayaan lokal dipraktikkan secara luas, sehingga sangat terintegrasi ke dalam struktur sosial. 

Sebagian besar tempat, kedatangan Islam dengan jalan damai bukan penaklukan dan secara umum dapat dikatakan bahwa Islam tidak menggantikan atau menghancurkan tradisi budaya yang sudah lama ada terutama Hindu dan Budha tetapi memadukan dengan tradisi yang sudah ada.

Keberadaan Islam Indonesia yang dibawa oleh para muballigh memiliki fungsi ganda, karena selain mengemban misi keislaman, mereka juga berperan sebagai saudagar Islam, menggunakan metode dakwah dengan tradisi atau budaya Indonesia, yang mengarah pada asimilasi dan budayaisasi. Penyebaran secara damai tradisi dan budaya Islam dan masyarakat lokal telah berdampak pada percepatan proses Islamisasi di Indonesia. 

Cara pengembangan Islam di Nusantara ini merupakan suatu keharusan yang tidak dapat dicapai oleh para muballigh Islam, karena dari segi sejarah, budaya Indonesia telah bersinggungan dengan budaya dan kepercayaan yang berlapis-lapis dengan konfigurasi yang berbeda-beda, seperti budaya asli (segala sesuatunya memiliki Spiritualisme dan vitalitas), budaya India (Hindu dan Budha), masing-masing tingkat budaya ini menunjukkan gaya dan perubahan yang berbeda di setiap wilayah tempat tingkat budaya berkembang.

Sistem atau cara yang digunakan oleh para muballigh Islam untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru dunia ini sama dengan sistem atau cara yang digunakan oleh Nabi SAW dan para sahabatnya ketika mendakwahkan agama Islam di Arab Saudi. Arabisme dan Islamisme diperjuangkan sedemikian rupa di Timur Tengah, masyarakat sulit membedakan antara nilai-nilai Islam dan simbol-simbol budaya Arab. 

Nabi Muhammad SAW, tentunya di bawah bimbingan Allah SWT, mengetahui sosiologi masyarakat Arab dengan baik saat itu. Maka ia segera menggunakan tradisi Arab untuk mengembangkan Islam. 

Sebagai contoh. Ketika Nabi hijrah ke Madinah, penduduk Madinah menyanyikan thala'al badru'alaina, dan lain-lain, dan menyapa mereka dengan gendang. Oleh karena itu, Islam tidak akan mentransfer simbol-simbol budaya yang ada di Timur Tengah (Arab), tempat lahirnya Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun