Mohon tunggu...
Ariby Zahron
Ariby Zahron Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang orang mengenalnya sebagai ariby, nama yang disematkan di setiap karya tulis yang ia ciptakan. Ariby Zahron juga suka memesan nasi bakar. Remaja Malang yang sedang mengabdi di tengah keramaian kotanya. Kadang-kadang ia jatuh cinta dengan Kota Malang lewat tulisannya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Illuminati Ada di Jubah Bayern Munchen?

14 September 2022   14:11 Diperbarui: 14 September 2022   14:15 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pelancaran jersi kedua juara Bundesliga musim lalu, Bayern Munich edisi kali ini menarik perhatian seluruh peminat bola sepak dunia. Namun tidak ramai yang menyadari kehadiran satu lambang yang sedikit menimbulkan tanda tanya.

Satu logo tambahan yang diletakkan pada bahagian belakang jersi berwarna hitam emas itu menimbulkan seribu satu persoalan kepada segelintir pemerhati.

Namun begitu bukanlah satu logo yang asing buat para penyokong The Bavarians memandangkan ia telah pun wujud sejak berabad lamanya. Namun apa persoalan sebenarnya dari logo tersebut?

Logo tersebut dikenali sebagai Mnchner Kindl, yang bermaksud "Anak Munich" dalam dialek Bavaria. Nama tersebut adalah nama yang merujuk kepada simbol pada lambang kota Munich.

Simbol ini telah menjadi lambang tangan Munich sejak abad ke-13. Tokoh yang digambarkan pada awalnya adalah seorang bhikkhu (saudara) yang memegang Al kitab, tetapi pada abad ke-16 ia berkembang dalam gambaran yang berbeda menjadi sosok anak kecil yang memakai tudung runcing.

Ia juga sering ditunjukkan memegang cawan arak dan lobak. Kisah ini juga telah terhasil berdasarkan beberapa teori bahawa nama untuk kota Munich (Mnchen dalam bahasa Jerman) berasal dari istilah Kloster von Mnchen atau "Cloister for Monks" yang merujuk kepada Imperial Abbey of Tegernsee iaitu sebuah Biara Sami yang berhampiran dengan bandar asal Munich dibina.

Imej dalam konfigurasi yang berlainan telah muncul pada banyak objek yang berbeda, dari atas balai kota di Munich hingga penutup lubang dan juga tong arak.

antina tokoh itu juga telah mengalami perubahan selama bertahun-tahun dari seorang lelaki yang jelas menjadi anak yang tidak mempunyai jantina seterusnya ditukar menjadi seorang gadis kecil. Pada ketika itu, ketika logo jenis ini digambarkan oleh seseorang -- misalnya, sebagai maskot untuk Festival Oktober (October Fest), ia biasanya dibuat oleh seorang wanita muda.

Selama beberapa abad ia berlalu hingga versi semasa tahun 1957, lambang tersebut telah mengalami beberapa perubahan yang dapat dilihat dengan jelas. Walaupun beberapa penggambaran abad ke-15 sudah menunjukkan sosok kanak-kanak dan bukannya sami, namun perubahan berskala besar itu menggambarkan sikap yang tidak serius dan seterusnya muncul versi dengan rambut kerinting dan wajah yang lebih muda.

Menjelang abad ke-18 dan terutama abad ke-19, figura sami itu telah diminimumkan ke dalam Mnchner Kindl, yang merujuk untuk Anak Munich. Ia adalah rujukan pada tokoh yang pertama kali didokumentasikan pada tahun 1727, walaupun tidak jelas siapa yang menciptanya ketika muncul di lambang untuk pertama kalinya atau yang mencipta istilah tersebut.

Transformasi ini dilakukan oleh para seniman seperti pemahat dan pelukis serta pengukir tembaga yang bertentangan dengan undang-undang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun