Mohon tunggu...
Muhammad Ariby
Muhammad Ariby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mas-mas Malang yang kerap bimbang dengan pilihannya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

English Lingua Franca (EFL) di Eropa dan Akuisisi Bahasa Kedua

16 Oktober 2022   23:47 Diperbarui: 17 Oktober 2022   00:23 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sebuah bahasa tertentu dapat menjadi lingua franca tidak semata-mata hanya karena bidang linguistik di dalamnya. Melainkan juga sangat berkaitan dengan politik, agama dan ideologis.

Jelas, ada juga nilai, kepercayaan dan gaya hidup yang disebarkan oleh bahasa Inggris terkait dengan budaya nasional Inggris maupun Amerika. Para pendukung pengajaran bahasa Inggris mungkin akan menekankan penyebaran nilai-nilai demokrasi yang terkait erat denga peradaban barat; lawan-lawannya mungkin melihat aspek negatif , seperti penyebaran budaya massa bernilai rendah dan ekonomi pasar yang kejam.

Selain itu,  dalam prosesnya, Bahasa Inggris kian menjadi populer sejak perang dunia kedua karena alasan sosial politik dan ekonomi. Hingga seiring berjalannya waktu dan berjalannya proses, pada dekade-dekade akhir abad ke-20, Bahasa Inggris menjadi bahasa asing paling populer di Eropa dan telah mengubah statusnya dari bahasa asing menjadi komunikasi internasional.    

  • Bahasa Inggris sebagai Komunikasi Antar Budaya

Suatu proses komunikasi yang efektif dapat ditandai dengan lancarnya makna yang diterima komunikan sama dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator. Salah satu prinsip komunikasi adalah semakin mirip latar belakang sosial-budaya maka semakin efektiflah proses jalannya kemunikasi tersebut. Begitu sebaliknya, ketika dua orang memiliki perbedaan yang besar terhadap latar belakang budayanya, maka hambatan yang muncul pada saat mereka melakukan kegiatan komunikasi juga akan semakin banyak.

Oleh karena itu, Bahasa Inggris dapat berfungsi sebagai mediator langsung antara peserta dalam wacana, yang jika harus bergantung pada terjemahan. Selain itu, Bahasa Inggris sudah menjadi sarana yang sangat linguistik untuk memberikan suara mereka kepada penutur, terutama bahasa yang jarang digunakan, dalam wacana publik Eropa (Breidbach 2003: 89).

  • Latar Belakang Akuisisi Bahasa Kedua (Second Language Acquisition/SLA), Teoritis Penggunaan ELF

A. Pemerolehan Bahasa Kedua

Pemerolehan bahasa pertama (B1) terjadi pada anak yang belum pernah belajar bahasa apapun untuk pertama kali. Sedang pada prinsipnya, untuk mencapai perolehan bahasa kedua, proses tersebut dapat melalui dua prinsip: (1) secara terpimpin dan (2) secara alamiah. Pemerolehan B1 (bahasa pertama) disebut akuisisi (acquisition) bahasa dan pembelajaran B2 disebut sebagai pembelajaran (learning).

B. Latar Belakang Akuisisi Bahasa Kedua 

Sementara itu, teori SLA psikolinguistik memperlakukan akuisisi bahasa sebagai internalisasi kode verbal oleh seseorang, teori sosiokultural melampaui bahasa sebagai kode, dan mencakup pola komunikasi sosial. Menurut teori SLA, sosiokultural, "penggunaan bahasa kedua" dalam konteks sosiokultural, memiliki arti memperoleh pola perilaku komunitas tertentu. Dari perspektif lingua franca,  akuisisi bahasa kedua dipandang sebagai proses fungsional dan regulasi dalam mencapai identitas baru dari 'anggota praktik' (lih. Wenger 1998). Dengan demikian, 'pola perilaku komunitas bahasa' mengacu pada komunitas bahasa ppengantar daripada komunitas penutur asli.

Sebuah komunitas praktik dibentuk oleh tiga dimensi penting:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun