Mohon tunggu...
Muhammad Ariby
Muhammad Ariby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mas-mas Malang yang kerap bimbang dengan pilihannya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tongkrongan: Ajang Mencari Rispek

6 Oktober 2022   14:19 Diperbarui: 6 Oktober 2022   18:00 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mendengar kata "Tongkrongan" kerap selalu familiar di telinga masyarakat muda khususnya-seakan hidup tanpa nongkrong seperti seminggu tanpa hari Ahad. Tapi mengapa nongkrong dijadikan sebuah kebutuhan yang tidak dapat terpisahkan oleh anak-anak muda zaman sekarang?

Jawabannya simple, yakni tongkrongan adalah tempat yang asik untuk ditemani. Setidaknya mereka yang mengadakan pertemuan seperti rapat bersama atau hanya sekadar temu kawan lama akan dapat menyesuaikan diri dengan dengan circle tersebut. Apalagi yang biasanya nongkrong isinya hahahihi dapat dipastikan bahwa satu dari sepuluh orang di lingkungan tersebut merasakan ketidaknyamanan dalam suatu tongkrongan. Hal ini yang menjadikan budaya nongkrong adalah ajang mencari rispek dari kaum nongki yang seharusnya diisi dengan kegiatan yang santai, mengisi waktu luang, dan lain-lain.

Dengan tujuan seperti itu, maka banyak anak muda yang lupa akan tujuan dan kemanfaatan nongkrong itu sendiri. Keberadaan setiap individu ingin dianggap dirinya sebagai orang yang dihargai dan terus diperhatikan dalam suatu tongkrongan. Banyak dari mereka terus beradu pemahaman/lambeturah sehingga mendapatkan nilai tersendiri atau karakter tersendiri dari pandangan kaum nongki. Sebagai contoh ada suatu circle yang sedang berkomunikasi tentang sepak bola/dunia otomotif, beberapa dari mereka mungkin ada yang memahami/mengikuti tren topik yang sedang dibahas dan juga ada yang bahkan tidak sama sekali. Lantas, sebagian dari mereka akan diam, tidak berbicara, dan tidak ikut campur dalam gosip tersebut. Pada akhirnya, mereka yang tidak ikut andil dalam berbicara/membahas tentang dunia persebakbolaan akan dirasa memiliki sisi negatif.

Kendati demikian, apakah dijadikan suatu permasalahan? Sama sekali bukan suatu permasalahan ketika ada seseorang yang terlihat hanya diam dan merasa tidak berguna adalah suatu gangguan. Tetapi kembali pada gagasan utama/pokok pikiran "tongkrongan", sebagai ladang kredibilitas, mereka seakan dituntut untuk menunjukkan dirinya sebagai kawan yang asik dalam bersosialisasi. Tidak canggung dalam berinteraksi satu sama lain.

Tongkrongan juga asset untuk perubahan sikap dan cara berpikir seseorang dalam bersosial. Contoh saja ketika kita di tongkrongan terlihat ramah, asik, dan pintar untuk dipandang akan berbeda halnya ketika berada di lingkungan yang lain seperti saat kita sedang berpacaran/ngedate, mungkin kita lebih lemah lembut dalam bertutur dan lebih perhatian kepada pacar kita, yang awalnya ketika berada di circle bestie kita seperti tidak mempunyai akhlak, tidak memperhatikan tatanan kata mana yang sopan dengan yang tidak, kemudian dibandingkan dengan saat kita bertemu dengan pacar kita, terlebih lagi usai kita nongkrong pulang ke rumah, lebih ramah lagi dalam penyampaian salam meskipun telat pulang malam, dihubungi orang tua berkali-kali agar tidak pulang larut malam. Semua itu merupakan faedah/efek tongkrongan. Kita harusnya bisa selektif memilah bagaimana mendapati/menanggapi lingkungan tongkrongan dengan lingkungan yang lainnya, makanya sisi terang buruknya tongkrongan bisa lebih terlihat ketika kita tetap memperhatikan adab.

Boleh jadi, orang yang terlihat pendiam nanti ketika berada di rumah/ ketika bertemu pacarnya akan berlaku seperti teman yang banyak omongnya ketika di tongkrongan. Maka dari itu dikatakan dapat membawa efek atau faedah. Apakah tongkrongan bermanfaat bagi kita atau sebaliknya.

Mengenai ajang mencari rispek di tongkrongan, mungkin berlaku bagi orang yang ingin memperbaiki dirinya seperti orang yang minder di segala pertemanan, orang yang selalu menjadi bahan bully, dan orang yang tidak mengenal publicspeaking. Tongkrongan dapat menjadi tempat untuk mengembangkan diri. Jadi, sering-sering saja mendatangi tongkrongan dan jadikan sebagai pembekalan diri untuk kebaikan ke depannya. Seperti, orang yang minder dengan hal apapun itu, ketika diajak untuk nongkrong oleh temannya harusnya ia dapat belajar bersosialisasi dengan circle barunya tersebut, mencari kenyamanan seenak mungkin dan memulai merubah lingkungan yang toxic menjadi lingkungan yang efektif.

Kemudian bagi orang yang selalu menjadi bahan bully/ bahan ejekan, jadikan tongkrongan sebagai tempat beradu mental/memperbaiki mental sosial. Dan juga bagi orang yang terkesan pendiam/minder, mereka harusnya dapat membaur/membuka obrolan agar mudah bercakapan dengan orang asing dan membuat obrolan mengalir begitu saja. Pada intinya adalah berubah dari orang yang sulit bersosialisasi menjadi sosok yang asik di tongkrongan bukan sesuatu yang bisa terjadi sekejap mata. Bukan pula sesuatu yang bisa dipaksakan untuk menjadi "sok asik". Perubahan harus datang dari kesadaran dan kemauan. Sadar karakter kita saat ini seperti apa dan ingin menjadi sosok seperti apa kedepannya. Setelah itu harus ada kemauan untuk belajar dan pelan-pelan berubah. Maka dari itu, kemanfaatan dalam nongkrong akan semakin terasa.

Dengan percaya diri dan menguasai ilmu pengetahuan (science) kita dipastikan tidak menjadi bagian dari kacung tongkrongan atau orang yang kaku. Ajang mencari rispek akan mengalir dengan sendirinya, topik akan seimbang sesuai out of your language. Jadi tidak perlu khawatir ketika kita menjadi badut tongkrongan sementara. Karena beberapa dari mereka menjadi pusat perhatian kalau sudah intens meskipun yang lain lebih intelek daripada kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun