Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Move On! Itu Bukan Dia

7 Mei 2025   23:16 Diperbarui: 12 Mei 2025   14:45 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pixabay.com/Long_Phung

Cerita sebelumnya berjus Imajinasi Hati.


....
'Sita, aku tahu masih ada rindu di hatimu untuk seseoramg itu. Baiklah, tak apa jika tak mau cerita padaku tentang dia. Tapi, terima kenyataan bahwa dia itu bukan ...
Ah, sudahlah. Lupakan saja." Anggi merasa tak tega untuk melanjutkan kata-katanya.

"Iya, bukan dia. Others yang suka kepoin lihat story FB ku, bukan dia. Dia sudah dengan sengaja menjauhkan diri dariku, tak mungkin kembali. Aku harus berhenti mengembangkan imajinasi hati. Aku juga harus bisa menerima kenyataan bahwa secret admirer-ku, bukan dia." Sita seolah melanjutkan kata-kata Anggi.

Persahabatan mereka yang sudah sekian waktu lamanya, membuat mereka saling tahu jika ada yabg tak diceritakan atau ada rasa yang disembunyikan. Persahabatan yang unik.

Anggi mengangguk. "Lupakan saja atau anggap saja others itu bukan dia. Hanya seseorang yang kurang kerjaan dan iseng aja, random lihat-lihat story orang lain, dan salah satunya yang kena randomnya dikepoin story FB ya kamu."

Anggi mengajak Sita ke dalam rumah untuk beristirahat usai berkebun. Setelah selesai membersihkan diri dari sisa berkebun  Anggi keluar dan menemui sahabatnya lagi sambil membawa nampan berisi dua gelas teh manis hangat dan rebusan sweet potato untuk camilan sambil lanjut curhat.

 "Aku tahu itu berat. Aku tahu itu memang membebani hati. Apalgi cibta membuat rasa menggebu-gebu sehingga pikiran terus teringat dia. Tapi, sekali lagi untuk apa? Dia yang dengan sengaja pergi menjauhimu, apapun alasannya, berarti memang tak mau terhubung denganmu. Jangan membuang energimu untuk hal yang ga penting, Sita!"

Baca juga: Imajinasi Hati

"Anggi, apa sebaiknya aku puasa tidak bermedsos dulu ya? Supaya aku tidak over thinking?" Terlihat sekali betapa Sita merasakam resah yang patah.

"Aku mendoakanmu, kawan." Anggi tersenyum sambil mengambil rebusan sweet potato kesukaannya.

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun