Cerita sebelumnya berjus Imajinasi Hati.
....
'Sita, aku tahu masih ada rindu di hatimu untuk seseoramg itu. Baiklah, tak apa jika tak mau cerita padaku tentang dia. Tapi, terima kenyataan bahwa dia itu bukan ...
Ah, sudahlah. Lupakan saja." Anggi merasa tak tega untuk melanjutkan kata-katanya.
"Iya, bukan dia. Others yang suka kepoin lihat story FB ku, bukan dia. Dia sudah dengan sengaja menjauhkan diri dariku, tak mungkin kembali. Aku harus berhenti mengembangkan imajinasi hati. Aku juga harus bisa menerima kenyataan bahwa secret admirer-ku, bukan dia." Sita seolah melanjutkan kata-kata Anggi.
Persahabatan mereka yang sudah sekian waktu lamanya, membuat mereka saling tahu jika ada yabg tak diceritakan atau ada rasa yang disembunyikan. Persahabatan yang unik.
Anggi mengangguk. "Lupakan saja atau anggap saja others itu bukan dia. Hanya seseorang yang kurang kerjaan dan iseng aja, random lihat-lihat story orang lain, dan salah satunya yang kena randomnya dikepoin story FB ya kamu."
Anggi mengajak Sita ke dalam rumah untuk beristirahat usai berkebun. Setelah selesai membersihkan diri dari sisa berkebun  Anggi keluar dan menemui sahabatnya lagi sambil membawa nampan berisi dua gelas teh manis hangat dan rebusan sweet potato untuk camilan sambil lanjut curhat.
 "Aku tahu itu berat. Aku tahu itu memang membebani hati. Apalgi cibta membuat rasa menggebu-gebu sehingga pikiran terus teringat dia. Tapi, sekali lagi untuk apa? Dia yang dengan sengaja pergi menjauhimu, apapun alasannya, berarti memang tak mau terhubung denganmu. Jangan membuang energimu untuk hal yang ga penting, Sita!"
"Anggi, apa sebaiknya aku puasa tidak bermedsos dulu ya? Supaya aku tidak over thinking?" Terlihat sekali betapa Sita merasakam resah yang patah.
"Aku mendoakanmu, kawan." Anggi tersenyum sambil mengambil rebusan sweet potato kesukaannya.
...