Secuplik kisah sebelumnya:
Sita mempertimbangkam ide Anggi, namun rasanya koq sayang ya. Sita hanya diam.
.....
"Sita, kenapa diam saja? Ideku masuk akal dan solusi buat masalahmu kan?" Anggi menatap Sita dengan penuh tanya.
"Iya dan tidak" Sita masih menimbang-nimbang usul Anggi. Â Di satu sisi dia merasa penasaran dengan si others itu, di sisi lain ada kesal juga. Tapi senang itu muncul karena ada asumsi kalau Others itu adalah seseorang yang dia suka.
Kalau akun FB-nya di setting private, resikomya si others ga akan pernah bisa lihat story-story FB dia kan? Jadi makin jauh aja sama others itu. Sita dalam dilema yang tidak perlu. Sebenarnya tidak ada masalah juga, kan Sita tidak tahu siapa others itu sesungguhnya. Tapi imajinasinya berkata lain.
Anggi menghela napas panjang. Dia memahami Sita. Dia sangat paham kalau Sita masih berharap kalau others itu adalah lelaki idamannya. Sosok yand dia kenal bauk tapi tak mau diceritakan ke Anggi dan Anggi menghargainya.
"Ya udah. Terserah kamu saja Sita. Kalau tidak mau ubah settingan FB kamu jadi private karena masih ingin terhububg dengan others yang kadang-kadang muncul kepoin kamu ya, ya gpp juga. Tapi jangan mengeluh dan kamu harus terus waspada aja. Jangan sampai kamu jatuh cinta pada others yang tak kau tahu siapa. Bisa-bisa kamu jatuh cinta hanya pada person yang kamu imajinasikan saja. Tidak real dan parahnya, tidak ada." Anggi coba menjelaskan panjang lebar.
Tak bisa dipungkiri, asumsi Anggi memang benar. Itu isi pemikiran Sita. Itu sebabnya, Sita masih ragu untuk sekedar melakukan saran Anggi yang masuk akal. Sita masih berimajinasi saja.
Anggi berdiri dari duduknya. "Sita, bantu aku menanam bunga krisan pink itu yuk. Aku membelinya tadi sepulang kerja. Mau aku tanam tapi belum sempat." Anggi meminta tolong dengan setengah memaksa agar sohibnya bisa teralihkan perasaan galaunya.