Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untukmu Guru

30 Juli 2022   20:06 Diperbarui: 30 Juli 2022   20:55 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puisi Pexels.com

Setitik harapan di sebuah ruang tanpa sekat
Saat pendidikan menjadi yang utama diberi
Pada mereka yang haus ilmu
Demi melindungi diri sendiri dari pilu

Terkadang edukasi menjadikan wawasan terbuka
Membendung angkara yang mengintip di tepian raga
Karena adanya pengendalian diri yang hakiki
Oleh karena kepala terisi pengetahuan

Setitik cahaya lewati celah, belum jua bertuan lelah
Sinaranmu wahyu pemecah kegelapan

Akulah umat penimba reksa aksara
Menoleh pada adi kuasa imaji
yang menjelma dalam tubuh narasi

Titian demi titian
Kunaiki perlahan, merobek selumbar kebutaan
yang merengkuhku dalam dunia hitam tanpa didikan

Sayup kudengar celotehmu
sebentar aku menoleh pada sinar
berhimpit di bebatuan cadas, di sela daun-daun alas,
aku menunggumu,
menantimu dalam damba terang yang kau bawa
Guru

...

Written by Ayuri

(Ayu dan Ari)

27 Juli 2022

35-2.255

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun