Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menebar Kebaikan untuk Negeri Melalui Literasi di Sekolah

27 Juli 2022   18:08 Diperbarui: 27 Juli 2022   18:12 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini sudah hampir 2 minggu saya mengajar siswa secara langsung di sekolah. Tidak lagi menggunakan aplikasi zoom meeting. Siswa datang langsung ke ruang kelas di sekolah untuk belajar. Rasanya luar biasa buat saya.

Sukacita bertemu kembali dengan murid-murid secara langsung di ruang kelas memberi nuansa yang berbeda. Ada interaksi antara para murid dan guru dengan lebih intens dibandingkan sebelumnya yang belajar hanya dengan cara daring.

Bukan hanya itu, pertemuan tatap muka (PTM) ini juga membuka kesempatan pada saya untuk mengajak murid-murid mengunjungi perpustakaan sekolah secara langsung pada saat pelajaran membaca.

Sekolah kami memang mengadakan kelas membaca khusus sebanyak 2 jam pelajaran dalam 1 minggu. Jam membaca ini dibagi menjadi 2. Satu jam pelajaran membaca dalam Bahasa Indonesia dan 1 jam lainnya menggunakan Bahasa Inggris di hari yang berbeda.

Saya memegang kelas membaca dalam Bahasa Indonesia sesuai pelajaran yang saya ampu sebagai wali kelas, tematik muatan Bahasa Indoenesia.

Saya mengenalkan macam-macam buku untuk menjadi bacaan murid-murid di kelas. Mulai dari buku fiksi anak, buku ensiklopedia anak, buku tentang hal-hal yang penting diketahui anak, dan lain sebagainya.

Saat kami mengunjungi perpustakaan sekolah bersama-sama, petugas perpustakaan juga mengenalkan macam-macam buku di perpustakaan. Bahkan mendampingi anak-anak membaca buku sesuai minat baca mereka. Tentu saja saya sangat terbantu oleh tugas pustakwan sekolah kami.

Tak hanya itu. Saya juga mengikuti kebijakan sekolah membawa sebagian buku-buku perpustakaan ke dalam kelas dan meletakkannya di rak buku kelas. Atau isitlah kerennya "Libranry corner". Buku-buku akan diganti secara berkala setiap 1 minggu 1 kali.

Ini cara saya memotivasi anak untuk membaca dan memahami isi bacaan. Memilih jenis bacaan yang tepat sesuai kemampuan dan bidang minat mereka.

Baca juga: Sebuah Titik Balik

Ada anak yang suka membaca karya fiksi, ada juga yang lebih memilih buku-buku non fiksi. Meskipun demikian mereka juga membaca jenis buku lainnya untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Jadi anak yang membaca karya fiksi juga membaca karya non fiksi, begitu pula sebaliknya.

Misalnya ada buku tentang aneka jenis bunga. Anak-anak mempelajari bunga-bunga beserta gambarnya yang menarik dan berwarna-warni. Ini akan membawa anak-anak juga lebih bersyukur atas alam ciptaan Tuhan dan lebih menghargai bunga-bunga di sekitar mereka.

Contoh lainnya adalah buku fiksi serial Franklin si kura-kura kecil. Buku serial Franklin banyak mengajarkan keseharian yang dekat dengan anak. Ini membantu daya imajinasi anak untuk berkembang.

Anak-anak juga akan belajar tentang cara mengatasi masalah yang ada melalui kisah-kisah dalam buku fiksi anak yang relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari seperti cara mengatasi takut pada gelap, cara menyayangi keluarga, cara bersikap baik saat bermain dengan teman sebaya, dan lain sebagainya.

Semua ini dapat mereka peroleh demgan membaca buku dalam pelajaran membaca dan juga di sela-sela jam istirahat sekolah. Selain itu pada waktu siang sepulang sekolah menunggu dijemput orang tuanya, mereka juga busa mengisi waktu dengan membaca buku yang ada di dalam kelas.

Itu adalah cara sedehana dan berguna untuk menolong anak-anak semakin mencintai dunia literasi. Guru-guru hanya perlu memberi teladan giat berliterasi dan sekolah memfasilitasi sesuai kebutuhan baca siswa. Sungguh kegiatan yang bermakna, bukan?

Bukankah ini juga sebuah kebajikan? Menebarkan kebaikan melalui buku-buku bacaan dan terlibat aktif dalam dunia literasi.

Bagaimana dengan kiprah Anda di dunia literasi? Maukah Anda dan saya bahu-membahu mengenalkan anak-anak pada dunia literasi yang kaya makna?

Gemar membaca adalah langkah awal geliat literasi negri untuk meningkat. Membaca buku-buku yang bermakna akan menolong membangun karakter anak dan juga menambah wawasan mereka. Mari beraksi.

Salam literasi

..
Written by Ari Budiyanti
27 Juli 2022

Seorang guru SD yang giat menulis puisi.

Dokpri
Dokpri
..
31-2.251

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun