Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Mata

15 Mei 2022   23:07 Diperbarui: 16 Mei 2022   08:56 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puisi: pixabay.com

Terus menetes
Tanpa ampun
Untuk alasan tak jelas
Hanya jantung itu

Lagi
Berdetak lebih kencang
Seolah ingin bicara
Namun
Dalam bahasa yang tak terpahami

Hanya tetes air mata
Makin deras
Membasahi kesedihan
Dengan satu cara
Lara

Untuk sebuah alasan yang tiada
Hanya luka
Dalam balutan duka tak kasat mata
Terus menorehkan bekas
Larut dalam hati yang merana

Andai air mata itu tak bertuan
Sungguh hanya mengalir meneteskan kepedihan yang menghujam keras
Hingga ke palung sanubari

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
#PuisiBaruAri
15 Mei 2022

15-2.163

Baca juga: Jantung itu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun