Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menikam Rindu

16 April 2022   11:35 Diperbarui: 16 April 2022   12:36 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi menikam rindu: pixabay.com

Di pelupuk mata tak jua nampak
Meski rasa terus bergejolak
Di ujung samudera pun tidak
Karena keberadaan yang sungguh tak tertemui kelak

Lelah mata meneteskan bulir yang basah
Hingga kering sudah segala aliran yang sering menggenang
Seolah diri telah dengan sengaja membuang
Segala nada yang pernah tercipta indah

Namun kini penuh amarah
Tak ada lagi senyum ramah
Mengapa bertambah parah
Apakah ini akhir sebuah kisah

Entah
Sungguh aku tak mempunyai praduga
Aku pun tak ingin berburuk sangka
Mungkin ini saatnya aku melangkah

Lalu dengan segala daya berusaha menikam rindu

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
#PuisiBaruAri
16 April 2022

13-2.128

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun