Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Pagi

11 Oktober 2021   06:00 Diperbarui: 12 Oktober 2021   06:18 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Dawid Zawiła on Unsplash via Bola.com

Hanya kamu yang kunanti hingga tidur lelap. Dengan hiasan mimpi monokrom.
Hanya dan hanya kamu satu-satunya: Pagi.

Pagi yang menyisipkan seberkas sinar di antara helai rambutmu. Ketika ujung-ujungnya mengecup lembut kening dengan harmoni merdu pipit. Hanya kamu yang kuingin lihat saat membuka mata di pagi hari. Kamu yang menyayangiku.

Lelah semalam suntuk bergelut dengan rindu. Meski mentari telah menyapa bumi namun bayangnya masih enggan  beranjak pergi
Entah kenapa hati ini masih saja berdebar kala menyebut namamu

Angan ini masih saja dijejali bayangmu
Namun hatiku terhujam pedih, mengingat kita hanyalah sepenggal kisah yang harus berpisah di akhir cerita

Mengapa hanya sebait kata dalam sebaris romansa puri indahmu, asmara?
Mengapa hanya di ujung kata saja?
Satu-satunya hanya berdiri begitu jumawa dalam titis mayamu
Mampukah padamkan rasa yang ada?

Satu-satunya bak pedang bermata dua, tajam menghunus gugusan waktu dalam himpitan raguku, di manakah dirimu?
Engkau yang kunanti di pintu gerbang kota sunyi
kini hanya tinggal sepi

Ini masih di garis temu awal titian pagi
Mengapa aku telah menjadi begitu lelah sendiri
Harapan hanya bersua sebuah angan
Sehingga kutak tahu masih kuatkah menyambut yang datang kembali, sebuah pagi

...

Kolaborasi puisi: Pak Felix, Mbak Dewi, Mbak Nita, Mbak Ayu, Ari

10 Oktober 2021

16-1788

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun