Beberapa hari yang lalu saya mendapati ada hal baru di Kompasiana. Cukup mengejutkan untuk saya namun juga menyenangkan. Selama ini saya terbiasa membuka Kompasiana dengan HP. Jadi tangkap layar dalam artikel ini adalah dari HP. Begini kisah saya.
Ketika saya melihat kategori Fiksiana ada termasuk di bagian atas berjejer dengan deretan fitur kategori tulisan Terpopuler, Terbaru, Pilihan Editor, Topik Pilihan, Fiksiana, Lini Masa, Event, About Us, Content Affiliation, dan Community Affiliation, rasanya menarik juga. Jadi tersanjung karena kategori Fiksiana ada di sana.
Bagaimana tidak senang? Ini memudahkan saya untuk masuk ke kategori Fiksiana dan membaca karya-karya fiksi di Kompasiana dengan cepat. Terlebih lagi saya sering mengirimkan puisi saya di Kompasiana. Ini membuat akses pada karya saya jadi terasa lebih cepat juga oleh sesama kompasianer.Â
Fiksiana terdiri dari 3 subkategori. Mulai dari Novel, Cerpen, dan Puisi. Saya melihatnya sebagai salah satu cara pengelola Kompasiana memfasilitasi para penulis fiksi untuk lebih giat menulis kategori ini. Setidaknya itu menurut pendapat saya.
Sebenarnya, jujur saya pernah merasakan kalau Fiksiana seperti jarang dilirik pembaca. Bahkan jika melihat jumlah views atau pengunjung di banyak karya puisi kompasianer rerata sangat sedikit. Jarang sekali bisa menembus angka 100. Bukan hanya itu, kadang juga tidak bisa mencapai 50 views.Â
Tidak menutup kemungkinan untuk karya-karya kompasianer yang rajin muncul seperti saya bisa mencapai views atau pengunjung di atas 50. Bahkan kadang di atas 100 pembaca 1 puisi saya berdasarkan data yang muncul di akun Kompasiana.Â
Selain itu, di bagian atas fitur untuk vote atau beri nilai tulisan, ada juga yang baru. Saya sempat tanyakan ke beberapa rekan kompasianer. Saya heran juga mengapa tidak semua kompasianer menemukan fitur baru itu. Bagaimana dengan Anda?
Saya sebagai penulis puisi di Kompasiana merasa dipermudah untuk membaca karya-karya puisi milik rekan lain dengan memencet atau meng-klik fitur lihat puisi selengkapnya.Â
Apapun alasan Kompasiana berkaitan hal ini, saya tetap merasa kalau Kompasiana menunjukkan niat baiknya dalam memperhatikan karya fiksi. Jadi para rekan fiksianer, mari kita makin giat menulis karya fiksi untuk mewarnai dunia literasi di Indonesia.
Saya merasa nyaman menulis karya puisi sebagai bagian fiksiana karena beberapa alasan:
1. Menulis puisi menolong saya menyegarkan kembali pikiran. Banyaknya beban pekerjaan seringkali menyita waktu dan membuat saya terbebani. Berpuisi membuat saya merasa lebih rileks atau merasa lebih santai.Â
2. Menyalurkan ide-ide yang berkelebatan di kepala dan memenuhi pikiran. Inspirasi yang muncul bisa dari mana saja. Seringkali itu memenuhi pikiran saya dan harus dituangkan dalam kary puisi. Ini yang membuat karya-karya puisi saya sering bermunculan di sini.
3. Menambah perbendaharaan kata atau memperkaya kosakata. Jika saya membaca buku dan menemukan kosakata baru, ada kalanya saya juga tuangkan dalam karya puisi saya. Bukan hanya itu, jika saya ingin menuliskan kata-kata yang berbeda, atau tidak monoton, saya akan mencari padanan kata di kamus Bahasa Indonesia. Bukankan ini menambah kosakata?
4. Menyemangati diri dalam menyalurkan dan mengembangkan talenta menulis yang Tuhan berikan pada saya. Puisi-puisi saya mungkin sederhana dan lugas, namun saya menikmatinya. Ini menolong saya memotivasi rekan lain bahwa berpuisi itu tidak sulit. You can do it.Â
Itu 4 hal alasan saya suka berpuisi. Saya menuangkannya dalam artikel di Kompasiana.Â
Mari menulis karya fiksiana yang bisa menginspirasi dalam kebaikan para pembaca juga memotivasi mereka semakin giat menulis. Kita bersama bahu membahu ramaikan literasi di Indonesia.
Iya, Fiksiana mendapatkan tempat istimewa di Kompasiana dan di hatiku.
...
Written by Ari Budiyanti
Karya ke-1760 Keseluruhan di Kompasiana
Tulisan ke-31 di bulan September 2021 yang tayang di Kompasiana.