Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pedih

16 Juli 2021   13:59 Diperbarui: 16 Juli 2021   14:38 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto pixabay.com via genpi.co


Ada sayatan rasa yang kian dalam di hati
Entah mengapa pedihnya menambah ngilu
Bahkan doa-doa terlantunkan untuk sang dambaan kalbu
Seandainya berat terpisah biarlah sehat selalu dalam bahagia diri

Sering air mata mengalir menambah lara
Menggelayut pada relung-relung sukma
Seolah ingin berkata pada jiwa
Berhentilah merana sendirian di lubuk rasa

Jika pedih itu dirasakan sendiri
Kubur saja segala duka nurani
Agar semua berlalu segera dalam renung siang
Menguap segala memori yang membuat badan meriyang

Sudah relakan saja akhir sebuah kisah persahabatan yang tak lagi bisa dipadukan terpilih
Jangan memaksakan jika akhirnya menambah sayatan-sayatan pada luka di pelukan pedih

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
16 Juli 2021

Karya ke-1670

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun