Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Perhatian Kompasianer pada Sesama Kompasianer

14 Juli 2021   21:03 Diperbarui: 14 Juli 2021   21:40 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: SHUTTERSTOCK via Kompas.com

Kemaren malam saya merasa sangat lelah secara emosi. Banyak hal yang saya alami dan rasanya hanya pada Tuhan bisa berbagi kisah. Puisi-puisi saya sebagai peralihan rasa yang beraneka.

Terkadang saya tak ingin berlebihan memikirkan segala sesuatu apalagi yang memusingkan. Pandemi menjadi alasan utama begitu banyak perubahan tatanan kehidupan. Saya sudah lelah menangis dalam hati.

Semua lelah sering terlampiaskan dalam karya-karya puisi. Segala emosi yang sering terkuras mengalir deras menjadi inspirasi. Itu salah satu rahasia saya mengapa begitu giat berpuisi. Iya menulis puisi memang sudah seperti jiwa saya.

Kemarin bahkan dalam satu artikel menarik yang ditulis Pak Felix, saya mendapat julukan baru, kata beliau bolehlah saya disebut Ratu Puisi Kompasiana. Ada haru saat membacanya. Anda bisa baca lengkapnya di sini.

Dulu juga dalam artikel Kompasianer, Mas Wuri Handoko saya mendapat julukan Srikandi Puisi Kompasiana. Salah satu dari tiga pemuisi yang aktif berkarya tiap hari yaitu bu Fatmi Sunarya dan Mbak Hera Veronica. Mereka berdua memang karya-karya puisinya deras mengalir.

Kembali ke artikel dari Pak Felix, di satu sisi saya senang mendapat julukan baru dari sesama rekan Kompasianer, apalagi beliau Kompasianer senior di Kompasiana. Bahkan dalam tulisan beliau, dengan detail mencantumkan statistik saya menulis di Kompasiana.

Artikel ini juga mendapat banyak perhatian dari rekan-rekan kompasianer lainnya. Dukungan dan apresiasi saya dapatkan dengan berlimpah di komentar. Saya sangat bahagia. Ada perhatian besar yang dinyatakan rekan-rekan kompasianer.

Saya merasakan suasana kekeluargaan dari rekan-rekan kompasianer. Dalam artikel saya ini, terkhusus saya dedikasikan pada Pak Felix Tani, rekan di Kompasiana yang menunjukkan kepedulian pada sesama kompasianer.

Sebuah contoh konkrit bahwa sebagai sesama warga Kompasiana hendaknya saling mendukung dengan jujur. Rasa peduli dan perhatian dari sesama Kompasianer ini adalah dukungan nyata pada saya. Semangat saya dalam berkarya juga bertambah.

Saya juga hendak mengucapkan banyak terima kasih pada rekan-rekan kompasianer yang meluangkan waktu membaca, memberi vote dan aneka komentar positif dalam artikel Pak Felix tentang saya tersebut. It means a lot for me.

Persahabatan di Kompasiana semakin saya rasakan. Perhatian dan kepeduliaan sesama rekan kompasianer semakin di wujud nyatakan. Mari kita saling memperhatikan karena ini yang kita butuhkan sebagai penulis dalam komunitas besar Kompasiana.

Semoga semua sahabat sehat selalu dan jangan pernah menyerah untuk berbagi karya tulisan sesuai minat hati kita. Salam sehat selalu untuk kita semua.

Untuk Kompasianer Pak Prof Felix Tani, terima kasih banyak sudah berkenan menulis tentang pencapaian saya di Kompasiana.

..
Written by Ari Budiyanti
14 Juli 2021

Karya ke-1664

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun