Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cemas yang Berbatas

8 Juli 2021   00:00 Diperbarui: 8 Juli 2021   06:15 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah rasa cemas yang terus mendesak nurani
Entah mengapa menimbulkan sesak tak terperi
Meski berusaha menekannya sedalam yang kubisa
Nyatanya cemas terus melanda jiwa

Pandemi yang tak jua berhenti
Meski tak pudar usaha dilakukan
Pemerintah berusaha menyediakan
Vaksin untuk kesehatan penduduk negri

Apakah ini memang perlu terjadi
Sering kutanya pada Tuhan  yang Maha Kuasa
Atas maksud apa semua ini melanda pertiwi
Agar apakah bangsa ini menuju sebuah makna yang mana

Entah
Namun  yang kitahu kecemasan berlebihan membuat gundah
Hilang pula segala sukacita melimpah
Terenggut oleh sebuah cemas yang membuat semangat patah

Sudah
Hentikan ketakutan
Kendalikan perasaan
Patuhi protokol kesehatan dan bersikaplah ramah

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
7 Juli 2021

Karya ke-1643

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun