Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Lelah yang Merajut Peluh

8 Februari 2021   12:09 Diperbarui: 8 Februari 2021   21:55 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto pixabay.com

Aku tahu itu tak mudah bagi kita
Menikmati hari-hari yang berpeluh
Terbakar oleh panasnya cahaya surya
Pun tiada perindang pepohonan tempat berteduh

Suara hati berteriak-teriak meminta perhentian
Pada cinta yang dianggap sebagai puncak tujuan
Namun peluh terus mengalir oleh jebakan rasa
Berkeluh kesah tak membuat jiwa lepas dahaga

Bila akhir kehidupan sudah ada penentu
Bila ujung perjalanan sudah ada garisnya
Mengapa bersusah mengisi hari dalam kesedihan nan pilu
Bahagialah rentangkan masa depan dalam ceria nada

Berhentilah menemani peluh yang merajut dengan rasa nan menyayat jiwa
Tegaklah berjuang untuk bahagia dan bersuka

 ..
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
8 Februari 2021

Artikel ke 1330

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun