Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rintik di Pelupuk Mata

18 Oktober 2020   13:01 Diperbarui: 18 Oktober 2020   13:05 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto heepwe.com


Aku memang mudah terharu
Kata orang begitu
Hatiku mungkin tak pernah sekuat milikmu
Namun setidaknya masih ada di situ

Aku bukan tak bisa menahan pilu
Hanya saja sering aku merindu bisu
Karena menyimpan sembilu
Yang sering menghujam hingga ke ulu

Aku sering membiarkannya terkumpul di sana
Menyatu menjadi butiran-butiran di kalbu
Kesedihan ditahan sendiri dalam doa
Untuk meredam segala yang membuat berkaca-kaca sendu

Terkadang jika tak bisa lagi tertahan di dada sangat mengiris
Gerimis di luar jendela seolah menjadi teman
Hingga ikut kutitikkan rintik tangis
Menjadi sebuah nada bagai ungkapan

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
18 Oktober 2020

Artikel ke 1100

Sudah tayang di blog secangkir kopi bersama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun