Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tsunami yang Mendebarkan (Sebuah Kenangan)

30 September 2020   09:27 Diperbarui: 30 September 2020   09:44 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teringat lebih sepuluh tahun lalu
Saat terdengar berita tsunami
Bapak masih bekerja dulu
Di Cilacap kota yang dekat pesisir pantai

Hati berkecamuk oleh takut
Pun cemas ikut merajai nurani
Tak ada jawaban untuk panggilan masuk
Seolah tercengkeram resah batin ini

Doa terus dilantunkan sepenuh hati
Janganlah bencana menimpa keluarga
Bapak terkasih, orangtua yang dihormati
Semoga selalu dalam perlindungan Yang Kuasa

Syukur kepada Tuhan
Atas semua perlindungan
Tsunami memang memporak-porandakan
Namun Bapak masih terselamatkan
....

Written by Ari Budiyanti
#puisiHatiAriBudiyanti
30 September 2020
Artikel ke 1068

Note: Sebuah kenangan berpuluh tahun lalu saat tsunami pernah menimpa area pantai selatan sekitar Cilacap

Sumber: Berita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun