Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi dan Hujan, Tetiba Kurindukan

2 September 2020   16:06 Diperbarui: 2 September 2020   16:23 2322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber foto: 123rf.com)

Aku masih teringat suatu kisah di masa lalu
Saat mbah kakung yang selalu menyajikan kisah menarik
Dengan secangkir kopi panas mengepul
Di kala hujan masih rintik-rintik

Lalu disenandungkannya lagu-lagu Jawa yang tak kumengerti artinya
Namun tak berani aku memprotesnya
Aku hanya duduk diam mendengarkan
Geguritan manis nan syahdu yang kini menjadi kenangan

Masa-masa kecil bersama mbah kakung terasa masih menempel di ingatan
Sentuhan cinta budaya selalu ditanamkan
Tidak dalam sebuah paksaan
Namun dalam sebuah teladan

Setiap kali senja datang
Mbah kakung selalu sudah duduk di depan rumah
Sambil menikmati secangkir kopi buatanku
Dalam sambutan dengan penuh senyum riang

Mbah kakung tahu betapa
Aku selalu siap mendengarkan geguritan tembang Jawa
Bahkan saat hujan datang
Tak pernah menjadi penghalang

Kini aku sedang menatap rintik hujan dari jendela
Membawaku kembali pada masa kecilku
Tak lagi ada senandung geguritan Jawa
Tak ada lagi harum aroma secangkir kopi

Tetiba aku sangat merindukan
Secangkir kopi dan hujan
Namun dengan sebuah senandung
Dari mbah kakung

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
2 September 2020

Artikel ke 1016


Note:
Mbah kakung= kakek
Geguritan (berasal dari bahasa Jawa Tengahan, kata dasar: gurit, berarti "tatahan", "coretan") merupakan bentuk puisi yang berkembang di kalangan penutur bahasa Jawa dan Bali. (Sumber Wikipedia)

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun