Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Peneduh Itu Tiada

26 Agustus 2020   18:56 Diperbarui: 26 Agustus 2020   18:50 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Siang tadi aku baru merasa sekali teriknya
Betapa panasnya itu menyengat hingga ke kulit
Kepala lupa tak tertudungi pelindung
Menambah penat yang sudah ada

Ku teringat di ujung sebelah sana
Terbiasa aku berdiri sejenak melepas lelah menikmati teduhnya
Menunggu lalu lalang kendaraan sepi
Sehinggaku bisa segera menuju tepi yang lainnya

Aku tersadar sudah ada yang hilang
Di ujung sebelah sana sama panasnya dnegan sepanjang perjalanan yang kutempuhi
Peneduh itu sudah tiada lagi
Kapankah dia diakhiri keberadaannya
Sungguh ku tak tahu

Aku tetiba merasa kehilangan si peneduh yang baik hati itu
Yang juga memberiku pesona indah warna-warna cerah
Saat hijaunya berpadu dengan pink cerah
Seolah memberi senyum ramah padaku yang lelah

Kini peneduh di ujung sana telah pergi
Tak ada lagi yang melindungi sejenak kepalaku dari sengatan terik mentari
Tak ada sapaan lembut gemerisik hijaunya
Saat ku sejenak berdiri di bawahnya
Dalam naungan bayang teduh karena hadirnya

Aku sedih
Meski kau bukan peneduh milikku semata
Namun ketika keberadaanmu tiada
Aku merasa sangat kehilangan

Kini kutahu
Ketika peneduhku tiada
Ternyata aku berduka


...

Terinspirasi oleh sebuah pohon bunga kamboja pink indah yang ditebang di depan rumah orang. Pohon yang sering saya lewati saat berjalan kaki pulang untuk sejenak berteduh.

...

Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
26 Agustus 2020

Artikel ke-1004

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun