Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bersama Para Penulis di SKB Mewujudkan Impian Masa Kecil Saya

4 Juli 2020   05:45 Diperbarui: 20 Oktober 2021   22:26 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto by Aprianni Dinni SN and edited in photocollage by Ari Budyanti

Saya pernah dalam satu masa mengunggah sebuah foto rangkaian bunga sangat cantik karya florist ternama di facebook saya. Kemudian foto tersebut dikomentari oleh Ibu dari sahabat karib saya. Saya memanggil Beliau dengan sebutan Mamih.

Komentar Mamih sangat memberikan dorongan positif untuk saya. Saya tidak ingat kalimatnya dengan persis, tapi isinya tentang menanamkan percaya diri dan memberi harapan bahwa saya bisa juga jadi seperti florist ternama tersebut.

Saya waktu itu tidak paham maksud Mamih, maka bertanyalah saya pada Beliau. Mamih menjelaskan dalam komentar berikutnya, bahwa saya bisa menjadi apa saja yang saya inginkan, asal percaya pada kemampuan diri dan mau berusaha mewujudkannya. 

Perbincangan singkat ini sudah berlangsung bertahun-tahun yang lalu, namun masih tetap saya kenang. Ini menjadi sebuah kalimat motivasi tingkat tinggi untuk saya pribadi. Saya memang tidak terlalu meimikirkan setelahnya, tapi saya bukan melupakannya sama sekali. 

Sejak kecil sebagai penggemar buku cerita serial detektif, saya selalu membayangkan masuk dalam cerita yang saya baca.

Misalnya waktu kecil, saat membaca kisah petualangan lima sekawan atau trio detektif, saya akan membayangkan  kalau ada satu tokoh tambahan dalam cerita, yaitu saya. Saya akan masuk dalam cerita petualangan tersebut dan jadi salah satu partner dari tokoh-tokoh utama.

Bahkan saya juga sering mengimajinasikan mengobrol dengan penulis cerita petualangan favorit saya tersebut. Ambil contoh saya seolah berdiskusi dengan Bapak Alfred Hitchcock atau Ibu Enid Blyton. 

Misalnya saya menanyakan kenapa jalan ceritanya begitu. Saya ikut membayangkan seandainya bisa saya masuk dalam cerita karangan dua penulis besar ini, kira-kira tokoh seperti saya mendapat peran sebagai siapa?

Kalau saya ingat semua itu, ada rasa geli tersendiri. Mungkin itu caranya saya menikmati karya fiksi dan mengagumi para penulis buku karya fiksi favorit saya tersebut. Kalau Anda ada pengalaman apa?

Lalu apa kaitannya dengan nasihat Mamih dengan cara saya membaca kisah fiksi di masa remaja saya? 

Tanpa saya sadari, saya sebenarnya sedang bercita-cita menjadi penulis buku. Nasihat Mamih mengingatkan saya sekarang kalau saya akhirnya berhasil mewujudkan salah satu impian masa remaja saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun