Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mentari yang Dinantikan

10 Juni 2020   05:20 Diperbarui: 10 Juni 2020   06:30 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semalam lebatnya hujan menandai basahnya bumi
Semua satwa liar memilih bersembunyi
Ada yang di lubang pepohonan
Pun di balik bebatuan

Hanya ingin membebaskan diei dari hantaman dingin airnya
Yang menampik keras hingga ke persendian
Jika bisa ingin segera berakhir saja pekat malam
Yang semakin membuat hati terasa suram

Detik detik terasa bergulir panjang
Waktu yang dinanti tak kunjung tiba
Dingin menggigilkan seluruh badan
Menelisik sampai ke balik kulit

Mentari kapankah kau datang
Sungguh sudah lelah dalam kedinginan
Karena sengatan hujan yang tak kunjung reda
Memberi satu memori pahit pada suatu malam

Sungguh mentari, kau dinantikan
...

Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
10 Juni 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun