Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

6 Tips Sederhana agar Anak-anak Bisa Menuliskan Kisah Mereka Sendiri

3 Juni 2020   05:02 Diperbarui: 4 Juni 2020   23:10 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: shutterstock via KOMPAS.com)

Gerakan gemar membaca sekarang menjadi salah satu hal penting yang harus dilakukan terutama pada anak-anak. Jika sejak kecil sudah terbiasa dengan membaca, maka hal ini akan terbawa hingga dewasa. 

Pengalaman saya pribadi juga demikian. Sejak kecil saya sudah dibiasakan membaca aneka bacaan anak yang menarik. Mulai dari fabel, majalah anak, ataupun pengetahuan-pengetahuan sederhana untuk anak-anak.

Siapa saja yang berperan penting dalam menanamkan budaya membaca pada diri saya sejak kecil? Kedua orangtua saya, sahabat karib saya, dan ayahnya. 

Terkadang kita tidak perlu menjadi orang kaya material untuk bisa membaca. Saya pun demikian. Saya bukan termasuk dari keluarga berada, buku bacaan koleksi masa kecil saya juga sedikit. Mungkin tidak sampai 5 majalahanak-anak. Itupun dibelikan oleh Bapak saya pada momen khusus saat dalam perjalanan jauh.

Sahabat karib saya dan ayahnya mempunyai perpustakaan pribadi. Mereka adalah tetangga sebelah rumah saya. Dari merekalah saya mendapat pasokan buku dan majalah anak sejak kecil untuk dibaca-baca. 

Tentu saja dengan meminjamkan pada saya saat saya bermain ke rumah mereka. Tanpa saya sadari, ini menjadi kegemaran baik yang terus ada sampai saat ini.

Itu kisah saya mengawali mengenai budaya membaca yang saya miliki di lingkungan terdekat. Sekarang akan saya lanjutkan menuliskan tentang bagaimana memotivasi anak-anak jaman sekarang agar bisa mempunyai keinginan untuk membaca buku dan menulis kisah mereka sendiri.

dokpri
dokpri

Kompasiana sudah menampung banyak sekali kisah-kisah saya sendiri. Lalu apa tips bagi anak-anak untuk bisa menuliskan kisah mereka sendiri? Ini beberapa hal yang akan saya bagikan.

  • 1. Tanamkan budaya membaca sejak kecil

Pilihlah buku-buku yang menarik sesuai minat baca anak. Perhatikan usia anak Anda. Untuk usia TK dan SD kelas 1-3 biasanya masih menyukai kisah dongeng baik berupa fabel, dongeng rakyat, dan lain-lain. 

Bacaan-bacaan untuk usia ini biasanya dipilih yang memiliki banyak gambar menarik dan hanya sedikit saja jumlah teks yang dibaca. Sementara anak-anak usia SD kelas 4-6 lebih suka membaca yang lebih banyak kalimatnya. 

Masih dengan gambar-gambar namun tidak sebanyak buku bacaan konsumsi anak TK dan SD kelas 1-3. Jangan sampai Anda salah memilih bacaan untuk anak. Ini berpengaruh pada anak. 

  • 2. Berilah contoh budaya membaca dari orang tua

Anak-anak lebih suka membaca jika melihat kedua orangtuanya juga suka membaca. Mereka akan tertarik untuk meniru dan melakukan hal yang sama dengan orangtua yang mereka kagumi. 

Jadi, Anda sebagai orangtua, mulailah membaca. Tentu saja bagi yang belum punya kegemaran membaca, mulailah saat ini.

  • 3. Berbagilah kisah bacaan dengan anak

Anak-anak masih perlu pendampingan dan pengarahan dalam membaca. Pastikan Anda mengetahui isi bacaan anak. Ajaklah anak berdiskusi kecil mengenai buku yang mereka sedang baca.

Kaitkan dengan kehidupan anak-anak sehari-hari. Temukan hal-hal baik dari bacaan anak Anda untuk diterapkan dalam hidup mereka. Jadi mereka melihat bahwa membaca itu bermanfaat.

Sesekali ceritakan pula buku lain yang Anda baca dengan bahasa anak-anak. Agar mereka juga bisa mempunyai wawasana tentang berbagai buku lainnya.

  • 4. Ajak anak Anda menuliskan kisah sederhana sehari-hari

Membaca saja tidak cukup. Anak-anak juga perlu dididik untuk belajar merangkai cerita. Membaca menjadi awal anak-anak menemukan berbagai ide dan kosakata baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun