Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Seni Origami Kala Pandemi Menjadi Inspirasi Penghalau Gawai

30 Mei 2020   12:05 Diperbarui: 30 Mei 2020   11:56 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pandemi Covid-19 yang memaksa anak-anak melewatkan liburannya di dalam rumah saja. Tantangan besar bagi orang tua untuk memilih aktivitas yang sesuai dan bervariasi. Memang mudah dan menyenangkan bagi anak-anak jika hanya diberi gawai sepanjang hari. Orang tua tidak merasa ribet dengan aktivitas anak. Asal diam dan diberi gawai, sudah selesai. Tapi saya yakin banyak orang tua yang juga sudah mengetahui bahayanya gawai bagi kesehatan bila dipakai secara berlebihan.

Jika kesehatan anak adalah hal yang utama, tentunya para orang tua akan berpikir ulang untuk mengijinkan anak memegang gawai seharian. Pasti ada batas-batas waktu yang diberikan. Memang manjauhkan sama sekali gawai dari anak-anak seolah susah, namun setidaknya disiplin waktu bisa diterapkan. Karena itu anak-anak perlu diberi kegiatan lainnya yang bermanfaat.


Beberapa contoh aktivitas yang bisa dipilih sudah pernah saya tuliskan di Kompasiana. Hari ini, saya membagikan kisah lainnya bersama keponakan-keponakan kecil. Berbekal kertas bekas buku katalog yang sudah tidak terpakai, saya dan keponakan-keponakan mulai bermain melipat kertas.


Seni melipat kertas ini yang disebut juga origami ternyata cukup menarik perhatian mereka. Tentu saja karena kegiatan ini bukanlah ha lasing untuk mereka. Di sekolah pasti pernah diajari juga oleh bapak ibu guru mereka. Mulai dari melipat bentuk kipas, kapal atau ikan. Saya hanya mengajarkan beberapa bentuk baru.


Melipat bentuk hati, yang dengan mudah dilakukan ketiga keponakan saya. Lalu bentuk hati ini dikominasikan menjadi aneka bentuk lainnya. Ada bunga-bunga, kupu-kupu dan tirai hati. Kami membutuhkan lem juga untuk menempel. Bukankah sangat sederhana? Kertas yang digunakan juga tidak perlu kertas mahal, gunakan saja kertas bekas yang ada di rumah. Bukankah ini juga mengajari anak-anak untuk "reuse". Menggunakan kembali benda-benda bekas yang sudah tidak digunakan dalam waktu lama.


Lalu saya juga mengajarkan ulang cara membuat ikan dari kertas. Kemudian saya padukan dengan pembuatan alat pancing. Ini sangat mudah dan seserhana. Kertas hanya perlu dilipat memanjang seperti bentuk pancingan, lalu ditambahkan benang sebagai pengganti senar pencing. Selesai membuat alat pancing lengkap dengan kailnya yang juga dari kertas, lalu saya tempelkan ikan kertas juga. Waktu dimainkan, jadi seolah memancing dapat ikan. Seru juga ya.

Dokpri
Dokpri

Menurut saya kegiatan ini sangat mudah dikerjakan, menarik dan membantu anak mengembangkan kemampuan motorik jari-jari kecil mereka. Seni origami juga menolong anak untuk belajar telaten, sabar saat mengerjakan sesuatu hingga menghasilkan karya. Lalu ini juga mengajari mereka untuk mengembangkan imajinasi mereka. Mulai dari hanya bentuk hati, bisa menjadi kupu-kupu dan bunga, sedang melatih anak-anak menggunakan imajinasi mereka dalam berkarya.


Setelah ada bentuk ikan, alat apa yang dibutuhkan untuk membuat permainan maikin seru? Bentuk alat pancingan ikan, jawabannya. Ini juga mendorong anak untuk berpikir lebih lanjut. Saya rasa keponakan-keponakan saya ini menikmati aktivitas kami bersama. Juga diajarkan untuk bekerja sama. Ada yang melipat kertas, ada yang mengelem sehingga pekerjaan terasa lebih ringan, lebih cepat selesai dan menerapkan prinsip gotong royong.


Bukankah hal tersebut juga diajarkan di sekolah? Anak-anak langsung mempraktekkannya selama bermain. Lalu bermain bersama juga menolong mereka bisa mengembangkan sikap toleransi dengan sesame. Bayangkan, sepertinya hanya kegiatan origami saja, namun ada banyak hal yang bisa diajarkan melalui kegiatan ini, bukan? Jadi tunggu apalagi? Mari mulai kerjakan dari sekarang. Jangan menunggu orang lain menginspirasi Anda. Jadilah inspirasi mulai dari sekarang.


 Salam inspiratif dan kreatif.

...
Written by Ari Budiyanti

30 Mei 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun