Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Melibatkan Anak dalam Kegiatan Memasak Menjadi Pilihan Aktivitas Pengalihan dari Gawai

27 Mei 2020   21:51 Diperbarui: 27 Mei 2020   21:51 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan kali ini yang akan saya bagikan adalah masak memasak. Mungkin ini juga bisa menjadi pilihan bagi orang tua untuk menolong anak-anak mereka sejenak melupakan gawai. 

Jelang liburan panjang bisa memberikan kecenderungan anak memilih bermain gawai dari pada yang lainnya. Terlebih dengan anjuran untuk terus "stay at home" atau di rumah saja. Anak-anak mempunya keterbatasan berelasi dengan teman sebaya.Setiap hari orang tua pasti memasak makanan. Anak-anak bisa dilibatkan untuk memberi bantuan sederhana, misalnya mencuci sayur dan buah yang akan dimasak. 

Atau bisa juga diminta membantu memotong sayuran mentah sebelum dimasak. Ini akan menarik minat anak-anak untuk mengetahui lebih lanjut mengenai proses menyiapkan makanan yang mereka makan setiap hari.

Misalnya, sebelum menanak nasi, maka beras harus dicuci terlebih dahulu. Anak-anak bisa diminta mencuci beras, tentu saja dalam pengawasan orang tua. Lalu melihat bagaimana beras dimasak dengan dimasukkan dalam rice cooker, menambahkan air sesuai takaran, dan terkahir memncet tombol memasak. Anak-anak akan melihat bahwa nasi itu tidak begitu saja ada di meja. Ada proses yang terjadi sebelum beras menjadi nasi.

Ini kelihatannya sederhana ya. Namun sebenernya sangat berharga. Pengetahuan seperti ini dibutuhkan anak-anak dalam menjalani kehidupan ke depannya. Dalam sebuah tayangan K-Drama, ada hal menggelikan yang saya lihat. Ketika tokoh wanita dewasa diminta bantuan menanak nasi, dia bahkan tidak tahu cara mencuci beras yang benar. Bayangkan, berasnya dicuci dan direndam dengan sabun cuci piring. Jadi membayangkan mencuci beras layaknya mencuci piring.

Mungkin bagi kita ini lucu saat melihatnya. Namun ini bisa saja terjadi jika sejak kecil, anak tidak dibiasakan atau setidaknya diberi pengetahuan sederhana mengenai proses menenak nasi. Sederhana bukan?

Selain itu keharusan tinggal di rumah seharian, anak-anak tentunya akan lebih punya kecenderungan makan atau ngemil. Ibu-ibu akan berpikir keras untuk menyediakan aneka makanan sehat atau camilan untuk dinikmati bersama. Di sinilah peran orang tua dalam melibatkan anak saat menyiapkan aneka camilan atau makanan juga penting.

Ini salah satu kisah kami di rumah ketika kakak saya hendak membuat es buah. Kedua anaknya dilibat dalam membantu hal sederhana. Misalnya memasukkan buah ke dalam wadah untuk campuran es buah. Mereka memperhatikan saat buah mulai dikupas, dicuci dan dipotong kecil-kecil.

Di kesempatan lain saat membuat ayam katsu, keponakan kecil saya ikut membantu Ibunya di dapur. Selain kegiatan ini bermanfaat untuk memperluas wawasan, juga bisa meningkatkan kepeduliaan anak pada sesame. Khususnya dalam hal ini pada keluarga terdekat. Anak-anak dididik untuk tidak sekedar menikmati makanan saja, tapi ikut terlibat membantu mempersiapkannya. Tentu saja tugas disesuaikan kemampuan anak. Tidak boleh memberikan tugas yang berlebihan atau terlalu berat.

Saya rasa hal ini bisa menolong anak untuk mengisi waktu liburannya di rumah dan akan sedikit menjauhkan mereka dari gawai. Jika kegiatan ini dirutinkan stiap hari, anak-anak juga akan belajar kedisiplinan dalam menolong sesama. Anak-anak tidak menjadi egois. 

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian, kegiatan alternatif lainnya untuk menjauhkan anak-anak dari gawai. Setidaknya mampu mengurangi ketergantungan anak pada gawai. Ini menurut pendapat saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun