Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Hilang

20 April 2020   20:41 Diperbarui: 20 April 2020   20:32 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam derap nada yang melintasi waktu
Saat segala inspirasi menghampiri dan tertuangkan
Menjadi segala rangkaian karya penuh manfaat
Namun tetiba bencana itu datang

Semua yang tertulis hilang
Semua kata yang tersusun musnah
Tiada satu tersisa dalam sebuah rasa
Bagi seorang penulis inilah petaka

Kemudian hilang harapankah harus terpilih
Oleh menyesaknya batin karena ketiadaan
Menulis ulang pasti bisa
Namun tak akan pernah sama

Sebuah karya itu dalam untaian yang pertama
Mengalir dari sukma lahirnya aksara
Namun yang terjadi bukan untuk tersesali
Semua yang terjadi terkadang tak bisa dipungkiri

Bahwa nyatanya kegagalan memang kadang ada
Ketiadasengajaan terhapusnya semua larik kata
Hanya memberi satu pelajaran berharga
Berjaga-jagalah sebelum yang buruk menimpamu

...

Written by Ari Budiyanti
20 April 2020

Renung hari ini ketika artikel sebelumnya terhapus tanpa sengaja

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun