Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Resensi Buku: Lima Bahasa Kasih untuk Anak-anak (Bab 1: Cinta Tanpa Syarat)

12 Maret 2020   05:00 Diperbarui: 14 Desember 2021   20:32 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Lima Bahasa Kasih untuk Anak-Anak. Photo by Ari


2. Ia cenderung bertindak seperti anak-anak.


3. Kebanyakan berperilaku kekanak-kanakan yang tidak menyenangkan.


4. Apabila saya melakukan tugas saya sebagai orang tua serta mencintainya, meski perilakunya kekanak-kanakan, ia akan tumbuh dewasa dan meninggalkan semua cara yang kekanak-kanakan itu.


5. Apabila saya mencintainya di saat ia menyenangkan saya (cinta bersyarat), dan apabila saya hanya mengungkapkan cinta saya kepadanya di saat-saat seperti itu, ia akan merasa tidak dicintai secara tulus. Hal ini akan merusak citra dirinya, serta membuat dirinya merasa tidak aman, bahkan sesungguhnya menghalangi pengendalian dirinya tumbuh ke arah yang lebih baik serta perilaku yang lebih dewasa. Oleh sebab itu, saya bertanggung jawab atas perkembangan serta perilakunya sebagaimana halnya ia juga bertanggung jawab untuk itu.


6. Apabila saya mencintai anak ketika ia memenuhi semua persyaratan atau harapan saya, maka ia akan merasa tidak mampu dan berpendapat bahwa melakukan yang terbaik itu tidak ada gunanya, karena semua usahanya tidak pernah mencukupi. Anak akan terus dihantui perasaan tidak aman, cemas, kurang menghargai diri sendiri, serta marah.


7. Apabila saya mencintainya tanpa syarat, ia akan merasa nyaman terhadap diri sendiri dan akan mampu mengendalikan kecemasan serta perilakunya ketika tumbuh dewasa.      

Kita perlu menyadari bahwa mereka masih anak-anak, mereka bukanlah orang dewasa yang matang. Oleh karena itu, kita boleh melihat bahwa adakalanya mereka gagal. 

Kita yang harus terus menunjukkan kesabaran kepada mereka, dan akan selalu siap menolong mereka bertumbuh menjadi dewasa.  

Pada dasarnya, cinta tanpa syarat lah yang harus terus kita usahakan ada dalam hubungan anak dan orang tua sehingga anak akan mendapati bahwa dirinya begitu dicintai sebagaimana adanya dirinya ketika Tuhan menciptakannya.

...

Semoga dengan pendekatan cara di atas, anak-anak bisa lebih merasakan cinta dari orang tua. Cinta yang tulus yang membuat mereka bisa menerima apa adanya diri mereka. Diharapkan mereka bisa bertumbuh menjadi anak-anak yang penuh cinta kasih dan kepedulian pada sesama di masa perkembangan usianya. Dengan demikian diharapkan tidak ada lagi kejadian-kejadian memprihatinkan seperti yang diberitakan akhir-akhir ini.

Sekian ulasan dari saya berdasarkan bab 1 buku  Lima Bahasa Kasih untuk Anak-Anak  karya Gary Chapman and Ross Campbell, M.D.

....

Written by Ari Budiyanti

11 Maret 2020

Resensi buku lima bahasa kasih untuk anak-anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun