Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jangan Menahan Rindu Terlalu Lama

11 Maret 2020   16:51 Diperbarui: 11 Maret 2020   17:05 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di pinggiran desa dekat sekolah menengah pertamaku. Photo by Ari

Semilir angin berpadu dengan kicauan burung-burung kecil
Beterbangan merendah mencari ranting-ranting pohon yang nyaman
Membawa aneka ornamen alam untuk membiat sarang tempat mereka berteduh
Bersama keluarga kecil yang dibinanya
Melindungi telur dari kejaran pemangsa agar menetas pada saatnya yang tepat

Juga alunan nada lain oleh gemerisiknya pepadian yang bergoyang tersapu angin
Dalam bulir-bulir yang berisi membuatnya makin menunduk saat angin menyapanya
Berusaha menyembunyikan butiran bernasnya dari kejaran burung-burung kecil pencari makan

Juga pemandangan para petani bertudung kala siang menyengat
Berusaha tabah dan penuh semangat
Menantikan masa panen penuh tuaian
Setelah masa-masa bertanam dan merawat padi dalam kesabaran pun penuh ketelatenan
Berdoa agar tiada wabah dan bencana menghambat masa bahagia
Saat musim menuai tiba

Juga gemericik aliran air sungai kecil yang terkadang dihuni ikan
Tempat menyeleraskan penat dari seharian berkubang lumpur di persawahan
Membuai rasa dingin menelisik hingga ke hati sejuknya air di sungai pedesaan
Dengan pepohonan rimbun di sekitar tepiannya
Ah betapa indahnya suasana kala senja tiba di sana

Semua itu sungguh berkejaran di anganku
Melintasi awan-awan penatku pada nyatanya kehidupan masa kini
Saat kuputuskan mencari sekedar sesuap nasi
Di tempat nan jauh dari semua keindahan dan keasrian kampung halaman tercinta
Beradu dengan penat udara ibukota
Pun hiruk pikuk dunia penuh kecemasan terjangkit corona
Kini menggebu-gebu rasa rindu di kalbu
Akan desa kelahiran yang kutinggalkan lama
Ingin aku segera pulang menuju kampung tercinta
Ku tak mau lagi menahan rindu terlalu lama
 ..

Written by Ari Budiyanti
11 Maret 2020

#PuisiHatiAriBudiyanti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun