Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Talas Beneng Menembus Pasar Luar Negeri, Pangan Lokal Bernutrisi Andalan Masyarakat Banten

27 Februari 2020   06:30 Diperbarui: 27 Februari 2020   07:12 1975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Google image di artikel Pertanianku.com

Talas Beneng adalah jenis talas raksaksa yang banyak tumbuh di Pandeglang, Banten. Apakah Anda pernah mendengar tentang talas beneng ini? Talas beneng ini berbeda dengan talas pada umumnya. Salah satu pembeda adalah pada ukurannya. Talas beneng ini berukuran jumbo, dan bagian umbinya tumbuh di atas tanah. Warna talas ini kekuningan. Bahkan menurut berita yang dilansir dalam okezone.com dikatakan demikian:

Kementrian Pertanian RI menyatakan bahwa Talas Jumbo yang dibudidayakan di Kecamatan Karang Tanjung, Pandeglang, Majasari, Kardu Hojo, Mandalawangi, Saketi, Menes, Pulosari, Jiput, Carita, Cisata dan Cadasari ini telah menembus Belanda.

Ini artinya sudah menembus pasar luar negri. Bukankah ini hebat? Talas beneng yang mempunyai nama latin Xantoshoma undipes  ini baru mulai dikenal masyarakat luas sejak tahun 2008. Bahkan sampai sekarang budidaya talas beneng semakin digiatkan karena banyaknya permintaan pasar. 

Seperti diberitakan dalam detik finance,  menurut penuturan Bapak Dudi Supriyadi selaku Penyuluh di Kabupaten Pandeglang Banten  bahwa: 

"Potensi Talas Beneng untuk dikembangkan masih sangatlah besar, terutama untuk aneka pangan lokal yang saat ini sedang banyak berkembang dan menggunakan talas sebagai bahan bakunya, karena talas jenis ini mengandung protein yang lebih tinggi dan memiliki warna kuning yang menarik sehingga menjadi ciri tersendiri yang tidak dimiliki talas lain," 

Talas Beneng mempunyai arti sebagai berikut: nama "beneng" merupakan singkatan dari besar dan koneng. Besar karena memnag ukurannya jumbo atau berbeda dengan talas pada umumnya. Koneng adalah sebuah kata dalam bahasa Sunda yang artinya berwarna kuning. 

Perhatikan gambar tanaman talas beneng di bawah ini. Daunnya sangat lebar dan ukuran tanaman relatif besar dan tinggi. Berikut adalah gambar dokumen dari Kementrian Pertanian.

Dokumen Kementan
Dokumen Kementan
Talas beneng ini mempunyai ukuran sebagai berikut: panjang umbi bisa mencapai 1,2 sampai 1,5 meter. Sementara beratnya sekitar 35 hingga 45 kg. Ukuran tersebut dicapai jika talas beneng dipanen saat berumur 2 tahun. 

Pada kenyataannya, saat usia tanaman sekitat 6-8 bulan, terkadang sudah dipanen. Meski demikian, talas beneng ini kemudian diolah menjadi aneka jenis makanan sehingga meningkatkan nilai jual.

Aneka bahan makanan yang bisa dihasilkan dengan bahan baku talas beneng antara lain adalah keripik talas dan tepung. Tepung dari talas beneng ini menjadi bahan baku makanan olahan seperti donat talas, mie talas, ice cream talas, brownies talas dan aneka kue kering. Bukankah ini menarik?

Selain itu talas beneng ini juga banyak dijual mentah dan segar. Bahkan untuk diekspor ke Belanda, menurut Kementerian Pertanian, Talas Beneng dapat mencapai bobot volume hingga 16-20 ton/bulan. Sementara untuk kebutuhan domestik diolah menjadi produk tepung talas beneng mencapai 3 sampai 10 ton per bulan.

Bagaimana dengan Anda yang mempunyai penyakit diabetes? Jangan kawatir, menurut keterangan lainnya  mengatakan bahwa: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun