Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Bencana Banjir Hampir Merenggut Nyawaku di Masa Lalu

10 Januari 2020   06:00 Diperbarui: 10 Januari 2020   06:13 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ari. Kenangan banjir di masa lalu

Tahun 2020 diawali dengan duka bagi bangsa. Curahan hujan lebat dan berbagai faktor lainnya menyebabkan terjadinya bencana banjir di banyak wilayah di Indonesia. Banjir di area Jabodetabek bahkan sampai menyebabkan adanya korban jiwa. Sungguh kondisi yang sangat memprihatinkan dan mengerikan. 

Banyak kerugian material yang diderita warga korban banjir. Foto-foto area yang kebanjiran muncul disertai video-videonya pula. Sungguh saya pribadi sangat sedih dan menyesalkan semua bencana yang terjadi pada bangsa kita di awal tahun ini.

Kota tempat saya mencari nafkah pun tak luput dari bencana yang sama. Beberapa rekan kerja di sekolah tempat saya mengajar juga rumahnya kebanjiran.

Terbilang ada sekitar 17 staf guru, karyawan dan cleaning service yang rumahnya kebanjiran. Tentu saja sebagai solidaritas rekan sekerja, kami menggunakan dana sosial yang dikumpulkan tiap bulan untuk menolong rekan-rekan kerja kami  yang kebanjiran.

Bahkan yayasan tempat saya bekerja pun menggalang dana untuk diberikan pada korban bencana banjir di area Tangerang Selatan. Perlu sekali memupuk rasa kebersamaan dan solidaritas antar masyrakat. Setidaknya kita berusaha membantu dengan dana yang diberikan tulus pada para korban bencana banjir di sekitar kita. 

Beberapa murid juga menceritakan kisah sendu karena rumahnya kebanjiran dan air masuk cukup tinggi di dalam rumah. Bahkan tak sedikit yang terpaksa mengungsi di rumah tetangga jauh. 

Banjir di Bekasi. Dokumen pribadi
Banjir di Bekasi. Dokumen pribadi
Bukan hanya itu berita banjir dari kota Bekasi mengagetkan saya karena kakak saya dan keluarga tinggal di daerah Bekasi pun kena banjir. Untungnya banjir tidak sampai masuk rumah. Hanya sampai depan gerbang. Banjir Awal Tahun 2020 ini memang menggemparkan banyak pihak.

Beberapa rekan Kompasianer yang tinggal di Jakarta juga mengalami musibah banjir ini. Saya melihat beberapa postingan rekan-rekan Kompasianer di facebook mengenai kondisi rumah yang kebanjiran. Memang sangat menyedihkan. Saya tidak asal bicara. Karena saya pun sering mengalami musibah kebanjiran di rumah saya di kampung.

Bencana banjir kalau sudah datang menimpa, tak akan pilih-pilih. Orang kaya maupun orang miskin tertimpa banjir yang sama. Tidak membedakan dan tidak pandang bulu. Itulah yang terjadi saat banjir melanda. 

Apakah penderitaan dialami hanya saat banjir semata? Tentu tidak. Penderitaan berikutnya yang merupakan satu paket adalah penderitaan pasca banjir. Kerugian material yang harus diterima para korban banjir pasti menyita pikiran. Emosi menjadi berat dan penat. 

Selanjutnya, ketika harus mulai membersihkan rumah sisa banjir, sungguh menyita energi raga ini. Jika tidak bisa mengimbangi dengan suplai makanan yang cukup, bisa menyebakan penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun