Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Kata-kata Menjadi Bermakna

10 Desember 2019   23:50 Diperbarui: 10 Desember 2019   23:45 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerang di pantai Teluk Penyu Cilacap. Photo by Ari


Saat aksara saling mengait menjadi kata
Teruntai manis dalam rangkaian kalimat
Terjalin indah di tangan para penyair rasa
Terangkai penuh makna menjadi manfaat

Kata-kata sederhana pun ada
Yang membangkitkan semangat
Yang kemudian menggugah asa
Pun yang memberi keberanian kuat

Kata-kata menjadi bermakna
Saat diucapkan dengan kasih sejati
Tak ada rasa iri dengki pada sesama
Terlebih tiada keinginan menyakiti

Kata-kata menjadi pengingat
Saat dilantunkan bersama memori
Membangkitkan kenangan berat
Tentag kehidupan yang terjalani

Setiap insan berhak menentukan
Bagaimana akan bertutur kata
Memilah setiap kata dalam untaian
Untuk menyemaikan suka pun atau duka

Aku pun masih berusaha
Memilih kata yang memberi makna
Baik bagi siapapun yang kuajak bicara
Agar sadar bahwa hidup mereka berharga

Ketika kata-kata baik menjadi terlupa
Kesantunan seolah di pinggirkan
Lalu hendak kita berharap apa
Pada mereka dalam memberi tanggapan

Mungkin kenestapaan terjadi
Mungkin hati perih tersakiti
Mungkin ada dendam bagai duri
Tersimpan rapi di dalam memori

Pilihlah kata-katamu agar bermakna
Bagi siapapun yang sedang bersama
Agar semua insan menyuarakan ceria
Dalam kehidupan yang semantara

Jangan rampas sukacita mereka
Hanya karena kata-kata tak bermakna

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun