Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Senyum Itu Hilang

18 November 2019   16:58 Diperbarui: 18 November 2019   17:21 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: gambar diambil dari akun Facebook Unique Teaching Resources

" Guru-guru menolong murid-muridnya untuk menemukan benda-benda penting yang mereka hilangkan hampir setiap hari. 

Kadang tugasnya, tas sekolahnya, atau sebuah pensil. 

Di waktu-waktu yang lainnya, (yang hilang) itu bisa keberanian, percaya diri atau senyum mereka. "
 

Kira-kira demikian arti dari kata-kata pada gambar di atas. Apakah Anda pernah punya pengalaman ini? Saya, sering sekali.

Entah berapa kali murid-murid kecil saya berulang kali kehilangan benda-bendanya. Bisa pensil, penghapus, itu kasus yang paling sering. Dan paling menggemaskan, kasus kehilangan ini seringkali di tengah jam pelajaran. Dari tahun ke tahun, itu yang terjadi di sela-sela waktu mengajar saya. 

Saya juga tidak bisa mengabaikan hal tersebut. Ada karakter siswa-siswi khusus yang akan meratapi kehilangannya. Bagi mereka, itu seperti harta karun. Kalau tidak segera ditolong mencari, bisa terjadi aneka kegaduhan di kelas. Mulai dari merengek, menangis, atau sibuk keliling ruang kelas mencari benda-benda yang hilang itu. 

Sebenernya bukan hilang karena diambil orang lain, paling sering karena jatuh, lalu menggelinding agak jauh atau masuk ke tas makan mereka. Tak jarang mereka lupa meletakkannya. Misalnya di dalam saku baju, atau bahkan ada beberapa anak yang sibuk cari pensil, ternyata dia taruh sebagai penghias buat rambut yang diikat. Biasanya ini terjadi pada anak perempuan. 

Kalau anak laki-laki, kadang suka menyelipkan pensil di telinga mereka saat mendengarkan penjelasan materi. Giliran diminta menulis dia akan kebingungan cari pensil. Ternyata ada di telinga mereka.  Anda yang pengajar apakah ada yang pernah alami ini? Sekali lagi kalau saya sering.

Smile.. (Ketika Senyum Itu Hilang)

Bagaimana kalau yang hilang itu senyuman dari wajah-wajah ceria anak-anak kecil ini? Bagaimana dan di mana menemukannya, lalu mengembalikannya ke tempat semula?

Kadang saya suka diam-diam memperhatikan murid-murid saya. Ya sering tapi dalam diam. Anak-anak akan cenderung laporan aneka macam hal pada gurunya, tentang apa saja.  Ada kalanya pula sensitivitas seorang guru sangat diperlukan untuk melihat anak-anak yang memendam "laporannya" dalam hati sehingga sesekali, dalam beberapa saat mereka tidak menunjukkan senyuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun