Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mimpi Buruk, Jadikan Cerpen Aja

16 Agustus 2019   19:47 Diperbarui: 16 Agustus 2019   21:37 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mimpi adalah bunga tidur. Bunga tidur adalah salah satu contoh ungkapan yang saya ajarkan dalam pelajaran tematik muatan bahasa Indonesia. Siswa-siswi di kelas saya paling antusias jika diminta menceritakan kisah-kisah sehari-hari mereka. 

Salah satunya mengenai mimpi kala tidur. Sama seperti halnya orang dewasa, ada anak-anak yang bisa mengingat jelas mimpinya. Beberapa anak lupa mimpi apa. Dan sebagian mengatakan tidak bermimpi apapun. 

Mimpi buruk adalah hal yang seringkali mengganggu dan membuat takut. Apalagi pada anak-anak. Terladang ada yang sampai menangis atau bahkan berteriqk-teriak ketakutan saat tidur hanya karena mimpi buruk. 

Bagaimana dengan Anda? Pernahkah mengalami mimpi buruk? Seberapa mengganggukah mimpi buruk yang Anda alami pada aktivitas Anda selanjutnya sepanjang hari? Dan pernahkah mimpi buruk membuat Anda terjaga sampai tak bisa tidur lagi? 

Saya pernah. Tidak cukup sering mengalami mimpi buruk. Namun ada beberapa mimpi buruk yang pernah menghantui saya. Bahkan sampai hari ini ada satu mimpi buruk masa kecil saya yang masih saya ingat. Hanya itu satu-satunya mimpi terburuk paling lama bertengger di memori saya. 

Saya akan kutip beberapa penyebab umum mimpi buruk menurut website alodokter: mimpi buruk dapat muncul karena dipicu oleh beberapa hal, seperti:

  • Kurang tidur. Perubahan jadwal tidur yang menyebabkan kurangnya jam tidur dapat memicu munculnya mimpi buruk. Insomnia juga dapat meningkatkan risiko munculnya mimpi buruk.
  • Trauma. Trauma yang dialami seperti kecelakaan, cedera atau pelecehan seksual dapat memicu munculnya mimpi buruk. Mimpi buruk seringkali muncul pada penderita post-traumatic stress disorder (PTSD).
  • Stres dan cemas. Munculnya stres akibat aktivitas sehari-hari (misalnya kegiatan sekolah atau pekerjaan), akibat kesedihan mendalam (misalnya kematian keluarga), ataupun kecemasan terhadap suatu hal dapat memicu mimpi buruk.
  • Obat-obatan. Beberapa obat-obatan, terutama obat antidepresan, dapat memicu mimpi buruk.
  • Membaca buku atau menonton film seram.
  • Konsumsi alkohol atau penggunaan narkoba.

Sumber (1)

Jadi, apa kira-kira penyebab mimpi buruk Anda? Adakah salah satu dari faktor di atas? Kalau mimpi buruk datang tiba-tiba, apa yang biasanya Anda lakukan? 

Ini kisah saya. Saat saya mengalami mimpi buruk, terkadang saya menjadi susah tidur. Iya hanya kadang-kadang. Tidak sering juga. Kadang terbangun sebentar lalu tidur lagi. Pernah juga mimpi buruk itu teringat-ingat sepanjang hari. Nah bila ini sampai terjadi, biasanya mimpi buruk itu akan saya olah menjadi sebuah cerita. Dan pastinya saya akan alihkan agar cerita itu menjadi "happy ending" (akhir yang bahagia). 

Mimpi buruk terkadang berakhir di saat buruk karena mendadak terbangun dari tidur. Ingatan terakhir pasti tentang saat sebelum terbangun. Ending/akhir dari mimpi yang menjadi buruk dalam ingatan akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Apalagi bila ingatan akan akhir yang buruk itu sangat tajam. 

Cara saya mengatasinya adalah berdamai dengan mimpi buruk itu. Mengingat detail satu persatu bagian dari mimpi. Lalu saya rangkai menjadi kisah yang pastinya saya edit menjadi kisah manis di ujungnya. Perasaan tidak menentu akibat mimpi buruk perlahan sirna saat saya membaca cerita karangan saya sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun