Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Berkebun Menjadi Pilihan Saya dalam Upaya Menjaga Kualitas Udara

5 Agustus 2019   23:01 Diperbarui: 5 Agustus 2019   23:57 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Purwokerto di kaki gunung Slamet. Photo by Ari

Saya yang hanya tinggal 1 tahun saja meninggalkan kenangan buruk berkaitan dengan polusi udara. 

Kota Jakarta. Photo by Ari
Kota Jakarta. Photo by Ari
Begitu juga dengan kota tercinta kebanggaan bangsa. Ibukota negara kita, iya benar, DKI Jakarta. Saya sering sekali mengunjungi Jakarta. Dalam 1 bulan paling tidak satu sampai dua kali mengunjunginya. Tak bisa dipungkiri, pencemaran udara di kota Jakarta memang sudah tinggi. 

Pohon bunga tabebuya kuning sedang mekar di Jakarta. Photo by Ari
Pohon bunga tabebuya kuning sedang mekar di Jakarta. Photo by Ari
Sebagai pengguna setia transportasi umum dan trotoar yang sudah mulai ramah bagi pejalan kaki, saya juga menghirup udara Jakarta yang sudah terpolusi. Memang ada banyak pohon-pohon yang di tanam di pembatas jalan raya. Pun juga di beberapa tempat di tepian jalan raya. Tapi apakah jumlahnya area hijaunya sudah sebanding dengan luas kota Jakarta yang selalu padat kendaraan bermotor. 

Pepohanan dan tanaman di halaman rumah. Photo by Ari
Pepohanan dan tanaman di halaman rumah. Photo by Ari
Lalu, apa sebaiknya langkah kongkrit untuk membantu meringankan beban udara atas polusi yang tercipta? Apa yang harus kita lakukan sebagai warga negara? 

Saya akan membagikan kisah saya sehari-hari saja yang sudah saya lakukan. Di Kampung, rumah saya penuh dengan tanaman bunga. Bahkan saya pernah menuliskan kisah berkebun bunga di halaman depan rumah. Selain menanam bunga, saya pun menanam sayuran, yang bisa dimanfaatkan. Tak lupa juga ada pohon buah yang tumbuh subur di halaman rumah. Semua kisah itu sudah pernah menjadi artikel di Kompasiana. 

Aneka tanaman di halaman rumah di kampung. Photo by Ari
Aneka tanaman di halaman rumah di kampung. Photo by Ari
Silakan Anda baca pada link yang akan saya cantumkan pada akhir artikel saya.

Bukan hanya berkebun di kampung yang luas halaman depan dan belakang. Saya juga menanam aneka tanaman di tempat kos saya. Tidak ada halaman luas seperti di rumah. Hanya ada balkon depan kamar kos saya yang tidak terlalu luas. Namun saya tidak menjadikan itu alasan. Tiga tahun sudah saya berkebun di balkon. Ini memasuki tahun ke 4. 

Berkebun di balkon kamar kos. Photo by Ari
Berkebun di balkon kamar kos. Photo by Ari
Apakah yang saya lakukan tidak berarti karena hanya berkebun di balkon dengan bebeberapa pot tanaman saja? Jika saya saja yang melakukannya, tentu tidak terlalu berarti jika dibandingkan luas kota yang saya tinggali. Tapi seandainya tiap orang penghuni di setiap rumah melakukan hal ini, maka akan jauh lebih banyak ruang hijau yang dibentuk. 

Koleksin tanaman yang saya rawat dan sebagian sudah dibagikan. Photo by Ari
Koleksin tanaman yang saya rawat dan sebagian sudah dibagikan. Photo by Ari
Jika kita selalu berpikir hanya sedikit saja, tidak terlalu bermanfaat, lalu apakah itu akan menolong mengurangi pencemaran udara? Mulailah dari diri kita sendiri. Ciptakan ruang hijau di area tempat kita tinggal. Lalu sebarkan semangat ini pada minimal satu orang kenalan Anda. Maka gerakan peduli lingkungan akan berjalan baik mulai dari tempat tinggal Anda. 

Mari cintai bumi tempat kita hidup dengan cara merawatnya. Selama 3 tahun berkebun di balkon, saya sudah membagikan lebih dari 10 pot tanaman ke teman-teman yang saya kenal. Mulai dari beberapa rekan guru, teman, dan juga murid-murid saya. 

Photo koleksi biji saya. Photo by Ari
Photo koleksi biji saya. Photo by Ari
Saya juga gemar sekali mengumpulkan biji bunga dan siap saya bagikan pada yang memintanya. Tentu saja untuk kemudian ditanam. Langkah-langkah yang saya lakukan ini sepertinya kecil dan biasa saja. Tapi jika serentak dilakukan bersama, hal yang kecil ini akan menjadi gerakan besar peduli bumi. Semakin banyaknya ruang hijau akan memberikan sumbangsih udara segar yang memadai. Polutan yang bertebaran di udara akan diserap oleh tumbuhan yang kita tanam. Kita hanya perlu memulai menanam tumbuham di pekarangan rumah kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun