Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lekas Sembuh Ya, Miss

20 Juli 2019   07:18 Diperbarui: 20 Juli 2019   07:21 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah tempat saya menimba ilmu. SMAN 1 Purwokerto. Photo by Ari Budiyanti

Di sekolah tempat saya mengajar, para guru dipanggil Miss dan Mister, yang disingkat jafi Ms dan Mr. Miss untuk panggilan ke Ibu Guru. Mister untuk panggilan ke Bapak Guru.

Senin sampai Jumat minggu ini adalah hari-hari pertama murid masuk. Pada hari Jumat, hari ke 5 anak-anak belajar di kelas, sejak pagi kepala saya amat berat. Tapi saya masih bisa mengajar. Saya tetap datang ke sekolah dan mengajar. 

Mulai dari PJOK, Bahasa Inggris dan diakhiri pelajaran Tematik.

Saya akui kondisi saya semakin siang semakin tidak menentu. Kepala semakin berat. Saya menahannya setidaknya sampai selesai mengajar siswa, baru ijin pulang seandainya saya tidak kuat.

Hal yang menyentuh hati di tengah-tengah saya mengajar, seorang murid saya maju ke depan dan membisiki saya. 

"Lekas sembuh ya Miss" kalimat sederhana yang menyentuh hati. Diikuti oleh salah satu temannya juga. "Lekas sembuh Ms Ari"

Saya senang sekali. Di tengah kepala berat saya, ada sedikit yang meringankan. Doa dan harapan dari murid di kelas saya. Mereka memang awalnya tidak tahu kalau saya sakit kepala sejak di pagi hari. 

Tapi semakin siang semakin nampak saya kelelahan lebih dari biasanya karena kepala bertambah berat. Dan itulah bukti kasih dan perhatian mereka pada guru kelasnya.

Seorang guru memang selalu memperhatikan murid-muridnya. Mulai dari apakah mereka bawa bekal makan atau minuman. Tak jarang saya membelikan minuman air mineral di kantin untuk murid-murid yang lupa bawa minum.  

Tapi kalau murid yang memperhatikan gurunya, akan memberi keindahan tersendiri bagi gurunya. Dalam hal inj saya sedang membicarakan murid-murid dengan usia SD kelas 2. Jika sejak kecil sudah terbiasa memperhatikan dan peduli pada orang lain, maka akan lebih mudah dibentuk menjadi lebih lagi peduli hal-hal besar di masa dewasanya. Tentunya hal-hal yang berkaitan dengan kepedulian pada sesama manusia. 

Itulah kisah singkatku pagi ini untuk menemani akhir pekan Anda. Selamat berakhir pekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun