Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sedih dan Kupanjatkan Doa

25 Mei 2019   17:41 Diperbarui: 25 Mei 2019   17:56 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo di perjalanan. By Ari

Saat rentetan peristiwa terjadi
Menggugah emosi batin merintih
Duka mengalir bersama getir
Melihat pertikaian di bumi pertiwi

Perang kata-kata di sana sini
Beradu kemarahan saling memaki
Tak ingin aku bersembunyi
Menganggap batin tenang terkendali

Hancur hatiku mendengar berita
Bahkan melihat peristiwa duka
Bukankah kita adalah saudara
Memiliki bumi pertiwi yang sama

Mengapakah kerusuhan terjadi
Mengapakah ada korban jiwa dan terlukai
Mengapakah terus menorehkan pedih
Di bumi pertiwi yang sedang bersedih

Bisakah semua ini mejadi yang terakhir
Jangan ada lagi tangisan karena bertikai
Bisakah bersama mewujudkan damai
Bagi Indonesia bumi pertiwi

Ku tak tahu harus berkata apa
Kupanjatkan berlarik doa
Untuk segenap bangsa
Damailah bumi Indonesia

....

Written by Ari Budiyanti
25 Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun