Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan dan Harapan

6 Mei 2019   18:41 Diperbarui: 6 Mei 2019   19:01 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari pertama di bulan Ramadan ini, saya langsung mengingat kisah masa kecil. Waktu masih SD, saya dan kedua sahabat kecil suka berjalan-jalan menyusuri jalanan di tepi persawahan. Kenangan indah ini masih terekam kuat. Kami bertiga memamg beda keyakinan. Tapi kami bersahabat sejak kecil karena rumah kami berdekatan. Salah satu sahabat kecil saya selalu giat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan. 

Meskipun demikian, tidak menyurutkan aktivitasnya seperti biasa. Khusus di bulan Ramadan, kami selalu meluangkan waktu berjalan-jalan siang di area persawahan dekat rumah. Tidak terlalu dekat, tapi bagi kami anak-anak desa, cukup terjangkau kaki. 

Jembatan Irigasi Sawah. Photo by Ari
Jembatan Irigasi Sawah. Photo by Ari
Persawahan sangat luas dan di tepian sawah ada semacam selokan air besar  yang panjang untuk air irigasi dari bendungan. Anggap saja seperti aliran sungai kecil membentang panjang di tepian sawah. Kami suka berjalan di dalamnya karena cukup dangkal. Sambil menikmati dinginnya air di panas matahari yang menyengat, bersama sahabat rasanya sungguh nikmat. 

Saya mengawali pagi ini pun dengan berpuisi kisah bersama sahabat di masa kecil, sepanjang bulan Ramadan. Anda bisa baca puisi saya itu dengan judul Seuntai Kenangan Masa Kecilku di Bulan Ramadan.

Betapa saya merindukan kedua sahabat kecil saya ini. Kami sudah terpisah sangat lama. Salah satunya sudah tinggal menetap di luar pulau. Satu lagi, saya tidak dapat kabar beritanya. Persahabatan masa kecil yang tidak memandang suku maupun agama. Tidak membeda-bedakan. 

Saya sungguh berharap bisa bertemu kedua sahabat saya ini di bulan Ramadan atau setelahnya, saat Lebaran. 

Air di bendungan dekat persawahan. Photo by Ari
Air di bendungan dekat persawahan. Photo by Ari
Lihatlah bendungan ini. Airnya tidak sedang penuh. Bendungan irigasi dekat persawahan yang kami lalui di masa kecil, menjadi saksi bisu, saksi sejarah kisah persahabatan kami di masa kecil. 

Bulan Ramadan ini sungguh ada harapan satu bagiku. Bila melihat rekan-rekan, keluarga, kenalan, kerabat, teman-teman yang menjalankan ibadah puasa sepanjang bulan dapat menyelesaikan ibadah puasanya dengan lancar, baik dan penuh damai. Sama seperti sahabat masa kecilku yang juga selalu menjalankan ibadah puasanya dengan baik. Demikian pula harapan untuk rekan sebangsa setanah airku, yang menjalankannya. 

Seperti persahabatan masa kecil kami yang penuh kedamaian dan rasa nyaman, demikianlah kuharapkan bulan Ramadan ini ada kedamaian di negaraku Indonesia. Masing-masing saling menghargai. Bagi rekan yang tidak berpuasa seperti saya, setidaknya bisa menjaga kenyamanan yang berpuasa. 

Ramadan ini ada harapan, untuk kita selalu dalam tenang menghadapi setiap tantangan dan godaan. Mari jangan biarkan ada perpecahan karena alasan apapun. Bina persatuan dan kesatuan bangsa. Membuktikan kita adalah bangsa Indonesia yang ramah tamah budi bahasanya. Mari saling menjaga lisan, agar tidak ada salah paham dan pertengkaran.

Persawahan ditanami tanaman lain. Photo by Ari
Persawahan ditanami tanaman lain. Photo by Ari
Saat melewati jalanan tepi sawah dekat sungai kecil di masa kecilku, kini sungai sudah tak bisa dilewati pejalan kaki. Tepian jalan sudah ditanami pohon singkong, terkadang ada pula pohon pisang. Tak lagi nyaman untuk berjalan. Namun pemandangan tanaman padi masih serupa, dari hijau menguning saat matang dan siap panen. Persawahan memberi inspirasi akan harapan pangan masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun