Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Renungan Pagi yang Tak Kumengerti

23 April 2019   06:10 Diperbarui: 23 April 2019   06:41 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Macet di perjalanan. Photo by Ari

Sepagi kemarin hingga sesiangnya
Perjalanan tertempuh dalam penat
Lelah badani tak tertolak
Pun bersama penat menyapa sangat

Marah tak bisa mengubah keadaan
Sedih tak bisa mengurangi lelah
Semangat ingin yang kudapat
Namun justru yang keluar gerutuan

Melihat pemandangan alam sejenak
Saat melintasi bukit menanjak
Cukup terhibur hati oleh hiasan
Berbagai tanaman bunga liar di hamparan

Mencari terus keindahan
Yang bisa dinikmati sepanjang perjalanan
Untuk menyeimbangkan kebosanan
Terduduk tegak merapat seharian

Sepagi ini aku terdiam
Berusaha menemukan makna
Tentang pelajaran apa seharusnya
Yang ku hasilkan dari sebuah pengalaman

Pengalaman macet berkepanjangan
Yang membuat ku urungkan pekerjaan
Hingga pagi ini tak juga ku pahamkan
Mengenai makna segala kejadian
Yang kemarin menimpa seharian

...
Written by Ari Budiyanti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun