Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menantikan Cahaya

8 April 2019   17:14 Diperbarui: 8 April 2019   17:23 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagi berkabut. Photo by Ari

Redup lagi di ujung sana
Di sisi sebelah kiri tempatku berdiri
Resah dibuatnya karna terkungkung gelap

Kelabu pula di ujung lainnya
Di sisi kanan tempatku termangu diam
Gelisah pun merundung hati

Di kala wajahku mendongak ke atas
Berharap ada seberkas sinar pemberi harapan
Namun paling gelaplah justru di atasku

Resah dan gelisahpun bertambah
Menjadi gundah gulana batin ini
Ketika yang dinanti tak kunjung hadir

Memantik waktu dalam sendu
Mendamba cahaya meski hanya sebersit
Agar ada ketenangan sedikit

Namun ..
Kadang kenyataan justru membelit
Semua harapan tergantung pelik

Bersegeralah pulang
Bercepatlah datang
Sebelum angin badai menghadang
Dalam deru ribut hujan bersarang

Kau..
Segeralah di sini
Kau..
Jangan lagi pergi

Berharap cahaya menghantarmu
Menunjukkan padamu arah padaku
Aku sedang menantikan cahaya

...
Written by Ari
8 April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun