Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

My Father Is My First Science Teacher

3 April 2019   11:08 Diperbarui: 25 November 2019   17:03 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak tercinta. Dokumen pribadi

Memiliki seorang Bapak yang memberi banyak teladan baik adalah suatu anugerah besar dalam kehidupan saya. Sejak masa kecil saya, Bapak selalu memberikan banyak contoh hal baik yang harus dilakukan. Bapak harus bekerja di luar kota sehingga kami jarang bertemu. Sabtu malam dan hari Minggu menjadi waktu yang menyenangkan karena akan mendengar aneka dongeng dari Bapak. Bukan hanya bercerita dengan menarik, namun Bapak juga menyanyikan banyak lagu anak berkaitan dengan dongeng yang diceritakan ke saya. Seperti kisah Cindelaras ada lagunya. Tentu saja kadang lagu dan ceritanya dalam bahasa Jawa. 

Kisah si Kancil dengan berbagai variasi ceritanya juga pernah saya dengar dari Bapak. Juga ada cerita tentang Buto Ijo dan Timun Mas. Buto dalam bahasa Jawa kalau diartikan ke bahasa Indonesia adalah raksaksa. 

Bapak seorang yang suka membaca. Hampir tidak pernah saya mendapati pagi di hari Minggu tanpa melihat Bapak membaca surat kabar. Buku bacaan kesukaan Bapak adalah kisah-kisah sejarah bangsa Indonesia dan kisah-kisah biografi. Saya pernah melihat satu buku sangat tebal tentang sejarah Indonesia. Tapi setelah Beliau meninggal, saya juga tudak pernah menemukan di mana buku itu di simpan. 

Setiap hari Sabtu sore atau Minggu pagi, Bapak sangat rajin berkebun. Segala jenis tanaman ditanam di halaman rumah kami yang cukup luas. Baik halaman depan maupun belakang. Karena Bapak inilah, saya jadi sangat dekat dengan bunga dan tanaman. 

Di masa kecil saya, sering bermain masak-masakan dengan memetik aneka tanaman koleksi Bapak saya. Saya tidak pernah tahu apakah itu tanaman dengan harga mahal atau murah. Kalau saya suka ya saya petik. Bapak pun tak pernah melarang sedikitpun. 

Bapak menanam tanaman buah-buahan. Mulai dari Jambu Bangkok, yaitu jambu yang bisa besar sekali buahnya. Ada beraneka jambu air. Ada yang warna putih dan hijau. Pohon mangga kami sampai punya 3 macam. Pohon sirsak atau biasa kami sebut nangka sabrang juga ada. Pohon kelapa dan belimbing wulung ada di belakang rumah. Pun pohon pete yang tak pernah berbuah, hanya berhunga terus menerus kami juga punya.

Di halaman depan rumah pernah ada pohon sukun yang sangat besar, buahnya sering berjatuhan dan cepat-cepatan dengan tetangga atau orang lewat yang melihatnya. Kalau mereka menemukan pertama kali daripada si tuan rumah, ya buah sukun itu menjadi milik mereka. Kenangan di masa kecil yang menarik. Kami di kampung terbiasa saling berbagi hasil kebun dengan tetangga. Tidak semua harus dijual belikan. Indahnya persaudaraan di kampung masa kecil saya.

Tanaman bunga pun ada beraneka macam, mulai bunga sepatu, mawar, pacar air, bunga kertas, bunga spider lily, bunga ceplok piring/kaca piring, bunga melati, cocor bebek dan masih banyak lagi. Saya lupa. Ada juga yang saya tidak tahu nama. 

Jenis tanaman hias yang dedaunan saja juga ada banyak. Ada yang berdaun warna merah, kekuningan, dan hijau. Sayang sekali saya tidak terlalu tahu nama satu persatunya. Karena tanaman itu sangat banyak, saya tidak pernah kekurangan bahan untuk bermain masak-masakan. 

Bapak sangat rajin memotong rumput Jepang di halaman rumah kami. Juga membuat pohon beringin tumbuh pendek terus karena dibonsai, dipangkas terus menerus bagian atasnya. Setelah Bapak meninggal, pohon beringin kami masih tunbuh tapi semakin besar dan tinggi. Tidak ada lagi yang memangkasnya secara rutin. Paling kalau sudah terlampau besar, kami minta tolong orang untuk menebang ranting-rantingnya dan dahan yang tinggi.

Kakak perempuan saya pun akhirnya suka berkebun. Melihat bapak rajin berkebun. Ada tanaman bunga soka yang jadi bunga kesukaan Bapak. Nama kerennya bunga Ixora. Soka artinya sukacita. Tanaman bunga ini berwarna merah cerah di halaman rumah kami. Kakak saya punya koleksi tanaman bunga lainnya. Mulai dari Anggrek, Amarilys, dan Euphorbia atau bunga brunai. Saya pun akhirnya suka berkebun karena teladan Bapak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun