Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Kalah, Membuat Saya Belajar Lebih

31 Maret 2019   15:50 Diperbarui: 31 Maret 2019   20:02 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengikuti lomba bukanlah kebiasaan saya. Lomba apapun itu. Saya ingat terakhir saya ikut lomba di masa kecil. Waktu SD saya sering ikut lomba cerdas cermat antar sekolah. Saya tidak terlalu ingat bagaimana rasanya setelah lomba. 

Ada sebuah ungkapan : kalah menang itu biasa. Dalam perlombaan ada yang menang dan ada yang kalah. Tapi perasaan saat kalah dalam suatu perlombaan, tidak terlalu saya pahami. Kecewa dan sedih pasti ada. 

Beberapa kali murid-murid saya mengikuti aneka lomba. Ada lomba mewarnai gambar, lomba Spelling kata dalam bahasa Inggris, lomba melukis, dan lomba-lomba lainnya. Saat mereka tidak menang, saya berusaha menghibur mereka. Tapi, saya tidak bisa sungguh menyelami perasaan mereka. 

Sampai satu kali, saya akhirnya memutuskan ikut suatu event di Kompasiana, blog competition dengan tema "say it with film"

Awalnya, saya tidak terlalu tertarik ikut event ini. Karena saya bukan penggemar berat film, yang terbiasa menikmati film-film terbaru apalagi mengejar-ngejar jam tayang di bioskop. Bisa dihitung dengan jari, berapa kali saya menonton di bioskop seumur hidup saya. 

Saya lebih suka menonton film di rumah. Iya, film lawas yang sudah tidak lagi tayang di bioskop. Buat saya, sayang juga pakai uang beli tiket di bioskop. Mendingan buat beli buku. Itu saya. 

Tapi kalau keluarga saya mengajak menonton bersama, iya saya tidak tolak. Saya biasa menonton film.bersama mereka saja. Kalau menonton dengan teman-teman, paling hanya beberapa kali. 

Suatu Sabtu malam, saya teringat satu judul film yang teman saya rekomendasikan. Judulnya "Princess Cut". Akhirnya saya pun menonton film tersebut. Ada dorongan kuat dalam diri saya untuk membagikan film ini dalam bentuk resensi. Resensi saya berjudul : "Princess Cut", Film Untuk Perenungan Para Single.

Saya ingat sekali, kalau di Kompasiana pas juga ada event blog competition ini. Saya pun akhirnya memutuskan menyertakan tulisan saya tentang film tersebut dalam event ini. 

Saya tidak menyangka, saat saya menulis resensi ini, ini menjadi pengalaman baru buat saya. Dibandingkan tulisan-tulisan saya lainnya, resensi film Princess Cut bisa mencapai View sampai di atas 1.000. Bukan hanya itu, jumlah pembaca yang memberi vote juga paling banyak dibandingkan tulisan-tulisan saya lainnya di Kompasiana ini. Sampai 32 vote per hari ini. Pun jumlah komentarnya, paling banyak. Pembandingnya adalah artikel-artikel tulisan saya sendiri ya. Saya lebih tertarik membandingkan diri saya yang dulu dengan diri sendiri yang sekarang. Bagaimana pencapaian tulisan-tulisan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun