Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jatuh Itu Sakit

13 Maret 2019   16:52 Diperbarui: 13 Maret 2019   17:26 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jatuh itu sakit (sebuah kisah)

Jatuh .... itu  .. .. sakit

Di suatu Sabtu, masih pagi tepatnya, seperti biasa saya mau menuju Jakarta.
Dan, tumben, hujan, jalan licin. Saya belum terbiasa dengan trotoar baru yang tepiannya dibuat sedikit miring.


Lalu, kaki saya menapak di situ. Saya terpeleset, lutut kanan saya membentur tepi trotoar. Dan percayalah, itu sangat keras.Buktinya, lutut saya sangat sakit.
Dengan tetap menjaga keseimbangan,
saya mengabaikan sakit itu lalu tetap melangkah.

Sementara gerimis itu masih turun. Lalu saya duduklah di kursi panjang depan tempat makan, menunggu bus trans Jakarta tiba. Baru kemudian saya lihat celana jeans saya. Hanya tergores sedikit, namun lutut saya masih sangat perih terasa.


Namun saya tidak lihat langsung ke lutut saya. Hanya membersihkan sedikit kotoran di jeans saya. Lalu sambil menunggu bus, saya merenung. Sambil menahan nyeri itu. "What I can learn from it."

Bus datang. Dengan lutut masih sakit itu saya melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Saat turun di halte Semanggi, saya berasa lebih pegal kaki ini untuk melangkah. Melewati lika liku jembatan penyeberangan yang panjang itu, saya tetap melangkah tanpa henti.

Sampai akhirnya saya tiba di sini, di tempat yang saya tuju. Biasa ambil orderan  barang yang saya beli, juga beberapa titipan teman. Saat sedang mengantri pengambilan barang, saya menuliskan cerita ini. Lutut saya sudah jauh lebih baik, perihnya masih tersisa dan hanya sedikit lagi saja.

...

Inilah yang saya pelajari, bukan hanya lutut yang bisa terluka, hati pun bisa melara. Dan luka dalam hati itu bisa perih juga menyakitkan. Namun, dalam masa itu, hanya harus berani memutuskan tetap melangkah. Berjalan tanpa henti. Mengabaikan sakit itu, yang nanti akan berlalu. Benar, saat melanjutkan hidup itu sakit. Menjadi sedikit lebih berat, namun, yakinlah, pada akhirnya juga akan sembuh. Dan juga akan berlalu sakit itu. 

 Jadi tetaplah berkarya, tetap kerjakan yang terbaik dengan segala kemampuan. Meski sang lara mendampingi.. Yakinlah itu hanya sejenak.

Selamat menikmati sore ini.


Keep live your life inspiring others.

...

written by Ari Budiyanti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun