Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suatu Senja di Jogja

15 Februari 2019   17:41 Diperbarui: 15 Februari 2019   18:04 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersepeda sore di persawahan mbah Kakung Gancahan, Sleman, Jogja

Liburan beberapa tahun lalu, saya mengunjungi mbah Kakung di Jogja. Bersama dua keponakan kecil dan kakak perempuan saya, kami naik bus menuju kota Pelajar ini. Tidak lama kunjungan kami di sini, namun tetap mengukir kenangan hangat di hati saya.

Bertemu keluarga besar di Jogja adalah kebahagiaan tersendiri. Di suatu sore, kami bersepeda sore, saya bersama tiga adik sepupu saya dan dua keponakan saya. 

Foto bersama di sawah mbah Kakung.
Foto bersama di sawah mbah Kakung.
Yah, dua sore hari terlewati di Jogja dengan kami bersepeda bersama.  Sore pertama bersama dua keponakan saya mas Radit dan adhek Moses lalu sama dua adik sepupu saya, Nike dan Shelo.

Kami bersepeda ke sawah mbah kakung yang dekat lalu ke sekolah TK Shelo, katanya, Shelo kangen sama sekolah TKnya. Jadi mampirlah sejenak kami di sana.

Foto di depan sekolah Shelo. Photo by Ari
Foto di depan sekolah Shelo. Photo by Ari
Foto di atas, kunjungan saya selanjutnya. Nampak di kedua foto, saya sedikit berbesa penampilan ya. Karena pas kunjungan pertama, saya tidak ambil foto. Tidak apa ya, foto ini yang muncul.

Lanjut ke kisah di atas. Sore ke dua, kami pergi bersepeda ke sawah mbah kakung. Lalu sejenak menikmati pemandangan indah. Banyak burung Blekok putih. Sayang waktu itu saya tidak bawa HP jadi tidak bisa mengabadikan keindahan sore itu di sawah. 

Adek Shelo di sawah mbah Kakung. Photo by Ari
Adek Shelo di sawah mbah Kakung. Photo by Ari
Kami melanjutkan bersepeda sore ke sawah mbah kakung satunya yang lebih jauh. Enak rasanya bersepeda sore rame-rame. Kali ini mas Radin, adik sepupu saya yang lainnya, mas nya adhek Shelo mau ikutan tapi tidak mau difoto. 

Mas Radin ini mau memanjat  pohon talok/keres/kersem, lalu memetik buah-buah talok yang matang dan dibagikan ke saudara-saudaranya. Baik hati sekali ya. Keponakan saya, dua-dua cowok tidak ada yang berani manjat pohon seperti Radin.

Menikmati kebersamaan ini sungguh mengharukan hati saya. Mempunyai keluarga yang saling memperhatikan dan mengasihi sejak di masa kecil mereka. 

Foto bersama Nike di depan sawah mbah Kakung. Photo by Ari
Foto bersama Nike di depan sawah mbah Kakung. Photo by Ari
Hal yang mengharukan lainnya, adhek Shelo ini pada waktu sepedaan pulang, terus menerus sambil sesekali mengawasi saya yang bersepeda paling belakang. Karena saya ngeboncengin adhek Moses. 

Kami berkejaran dengan hujan gerimis yang menderas, pokoknya seru. Saya melihat Shelo nampak cemas pada saya. Saya berseru: "Wah Shelo udah tidak apa menggayuh sepeda aja terus ke depan. Tidak perlu tengok tengok ke belakang lihatin mbak Ari. Mbak Ari nyusul koq di belakang.." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun