Mohon tunggu...
Ari Budhianto
Ari Budhianto Mohon Tunggu... Freelancer - mengalir saja

mengalir saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kurang Bersyukur, Pergi Saja ke Rumah Sakit

11 Februari 2020   23:48 Diperbarui: 12 Februari 2020   00:02 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah enam hari ini aku "menginap" di RS Panti Rahayu Yakkum Purwodadi untuk menemani Ibunda yang terbaring sakit di ruang markisa paling ujung  lantai 2, selang dan jarum infus sudah dilepas perawat sejak tadi pagi, ini pertanda keadaan ibuk sudah membaik tinggal menunggu keputusan dokter Lucas malam ini, mudah-mudahan besok bisa menghirup udara bebas diluar rumah sakit yang berusia 53 Tahun ini. 

Selama 6 hari 7 malam ada point yang bisa diambil baik ketika menemani ibuk sakit maupun "kehidupan" lingkungan rumah sakit itu sendiri, sudah menjadi kewajiban seorang anak berbakti kepada orang tua, kebetulan kegiatan di Malang agak longgar sehingga bisa meluangkan waktu menemani ibuk meski harus meninggal kan anak dan istri di rumah. 

Ini saatnya untuk menunaikan kewajiban kepada orang tua. Meski kadang tidak saja dengan biaya yang tidak sedikit, meski sebagian di-over oleh BPJS akan tetapi juga masalah 'kebandelan' orang tua yang sering tidak mematuhi aturan dokter dan perawat untuk minum obat atau sekedar makan, dan tentunya menjadi anak yang soleh adalah penting karena hanya doa anak soleh yang akan menjadi salah satu bekal orang tua kita meskipun nantinya akan berpisah. 

Ketika sakit kadang kita baru menyadari bagaimana sehat itu begitu nikmat, namun sebenarnya sakit pun sepatutnya harus juga disyukuri. Dengan sakit bisa merasakan bahwa manusia itu makhluk yang lemah yang bergantung pada Sang Khalik, sakit ternyata bentuk kasih sayang dari Sang Pencipta untuk menyadari akan kelemahan-kelemahannya sehingga ketika sehat tidak lupa dan selalu bersyukur. 

Ada sebagian orang lupa akan nikmat sehat ini, baru ketika berbaring sakit di rumah sakit baru menyadari sehat itu mahal, terbukti ketika orang sakit untuk bisa sembuh dan  untuk menebus obat-obatan dan membayar biaya perawatan, dibela-belanya mengeluarkan banyak harta bahkan bisa menjual barang-barang berharga yang dipunyainya. 

Pelajaran yang dipetik ketika berada di rumah sakit, diantaranya akan timbul rasa syukur, kok bisa? 

Waktu melihat orang yang sakit/pasien yang tentunya dengan berbagai macam penyakit yang dideritanya, bukakah saat kita sehat tidak terjangkit suatu penyakit membuat kita senang, merasa nikmat sehingga kita wajib untuk bersyukur. 

Selain itu akan menimbulkan rasa simpati dan rasa empati kita yaitu ikut merasakan belas kasih sayang atas kejadian yang menimpa seseorang dan dapat menempatkan diri pada posisi orang tersebut serta berbagi Secara langsung kesedihan mereka tersebut. 

Ini terbukti ketika ada kerabat saudara atau tetangga sakit bisa satu RT menyewa kendaraan untuk membezuk, tentunya dengan membawa buah tangan atau berupa "amplop" bak ke hajatan manten untuk membantu meringankan beban yang dideritanya. 

Setelah membezuk orang sakit di rumah sakit dan melewati ruang-ruang inap dan melihat pasien-pasien yang mengidap berbagai penyakit atau ada yang sudah mengidap bertahun-tahun meski harus bolak-balik ke rumah sakit hanya untuk satu keinginan yaitu sembuh dari penyakit yang dideritanya sehingga bisa berkumpul kembali dengan keluarga dan beraktifitas kambali. 

Sehingga kesadaran bersyukur harus terus ditumbuhkan selalu karena sudah banyak nikmat yang telah diberikan Sang Pencipta kepada kita.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun