Mohon tunggu...
Aribah Sofia Syah
Aribah Sofia Syah Mohon Tunggu... Lainnya - Nonton is passion

Seseorang yang suka menonton untuk merefresh pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Investasi dalam Program Kerja, Solusi atau Polusi?

13 Mei 2020   15:24 Diperbarui: 13 Mei 2020   16:37 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Program Kerja - pngwave.com

Mengatur dan memanajemen prioritas pengeluaran adalah hal yang penting dilakukan ketika mahasiswa disibukkan oleh berbagai hal. Setiap individu harus bisa mengelompokkan mana pengeluaran yang lebih pantas untuk didahulukan. 

Ketika mahasiswa tergabung dalam suatu kepanitiaan atau program kerja bukan berarti segenap raga dipersembahkan untuk kegiatan tersebut. Sebagai seorang mahasiswa sudah pastinya faham akan kebutuhan dan tujuan utama kuliah. Jangan sampai pengeluaran literasi kuliah terkalahkan oleh pengeluaran kegiatan lainnya.  

Skala prioritas adalah ukuran kebutuhan yang tersusun dalam daftar berdasarkan tingkat kebutuhan seseorang. Mengklasifikasi kebutuhan dilakukan agar mahasiswa tidak asal mengeluarkan uang bulanan. Pengeluaran yang tidak terkontrol akan terasa ketika akhir bulan nantinya. Memisahkan antara pengeluaran organisasi, kepanitiaan, program kerja, dan kebutuhan sehari-hari adalah suatu pembelajaran actual dalam kelas. Pembelajaran akan perekonomian tidak hanya dilakukan dalam kelas dengan seorang dosen.

Seperti halnya ketika mahasiswa dihadapkan pada suatu pilihan pengeluaran, dia akan mengorbankan uang jajannya dan lebih memilih menggunakan iuran program kerja atau sebuah kepanitiaan. Hal ini sesuai dengan konsep biaya peluang yang telah mahasiswa pelajari dalam kelas. Pembelajaran dengan fakta lingkungan masyarakat tentunya lebih menantang untuk dipelajari.

Teori Sunk Cost Fallacy 

Setiap orang pasti membuat suatu pilihan, setiap orang merasionalkan berbagai macam pilihan. Dalam teori ilmu ekonomi dikenal istilah sunk cost yang berarti kita mengeluarkan suatu biaya yang digunakan sebagai rangkaian awal suatu kegiatan. Namun, apa yang kita keluarkan tidak akan memengaruhi keputusan di masa yang akan datang artinya kita tidak mungkin mendapatkan uang kita kembali. 

Mahasiswa menggunakan teori sunk cost untuk mencoba membenarkan pilihannya. Ketika mengikuti sebuah kepanitiaan atau program kerja, mahasiswa memang seharusnya mengeluarkan dana dan menyisihkan uang bukan untuk sebuah kegiatan kepanitiaan. Mereka rela untuk mengeluarkan biaya yang mungkin terbilang akan mengurangi uang jajannya karena amggapan bahwa hal tersebut akan kembali kepada dirinya meskipun bukan dalam bentuk uang.

Menunjang Jalannya Kegiatan

Ketika mahasiswa menyepakati akan konsekuensi pengeluaran yang meningkat tanpa adanya perlawanan, secara otomatis mahasiswa mendukung lancarnya kegiatan. Sebagian mahasiswa mempermasalahkan pengeluaran akan kas, SOP, pembelian kaos, dan lain sebagainya. Tapi semua itu akan kembali ke dalam diri mahasiswa itu sendiri. "What you give is what you will getting back". Tidak akan sia-sia apa yang kita lakukan selama itu baik dan tetap pada jalan yang benar. Tidak dipungkiri jikalau dana juga menjadi pondasi untuk mencapai tujuan kegiatan kepanitiaan atau program kerja.

Semua itu tergantung kepada keputusan kita atas beberapa pilihan. Jangan ragu untuk mengikuti suatu kegiatan di luar kelas, terlepas itu menguras tenaga waktu pikiran dan sebagainya. Jangan ragu untuk mengambil resiko karena ketika kita selalu berada dalam zona nyaman itu akan memanjakan diri dan melatih menjadi orang lemah.

Tidak lah rugi ketika seorang mahasiswa yang tergabung dalam kepanitiaan atau program kerja megalami penigkatan pengeluaran. Tergabung dalam suatu kepanitiaan atau sebuah program kerja tidak hanya bicara masalah kehadiran. Pengalaman dalam suatu kegiatan di luar kelas tidak dapat dibeli dengan satuan uang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun