Sejak kemerdekaan, Republik Indonesia dibangun atas keberagaman. Dari Sabang hingga Merauke, masyarakat Indonesia berbeda-beda secara identitas. Untuk itu, kita seyogyanya menghargai adanya perbedaan tersebut. Karena perbedaan itu adalah sunatullah yang harus kita jaga dan diwariskan pada generasi mendatang.
Dengan fakta tersebut, maka sudah sangat tepat bila Presiden Joko Widodo menghimbau agar masyarakat memelihara persaudaran dan persatuan, meskipun berbeda-beda suku maupun agama. Hal itu disampaikan Jokowi seusai melakukan Salat Zuhur di Masjid Agung Al-Muhsinin, setelah menghadiri acara penyerahan kartu Program Keluarga Harapan kepada 1.500 orang, dan 1.173 Kartu Indonesia Pintar (KIP), di GOR Batu Tupang, Solok.
Presiden Jokowi juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 714 suku dan 1.100 lebih bahasa daerah. Hal itu  memperlihatkan bahwa negara kita penuh dengan keberagaman yang perlu disyukuri seluruh masyarakat. Cara  menyukuri nikmat atas keberagaman tersebut adalah dengan merayakan adanya perbedaan. Yaitu, perbedaan tidak dianggap sebagai sebuah ancaman, melainkan sebagai rahmat Tuhan YME.
Dengan begitu, kita perlu membiasakan diri untuk hidup berdampingan dengan mereka yany berbeda dalam suasana yang penuh semangat toleransi dan tenggang rasa. Semua agar tercipta suasana rukun, penuh kedamaian dan tidak muncul konflik akibat perbedaan di masyarakat.